Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Putin Diam-diam Bawa Mimpi Buruk buat Amerika dan Eropa, Begini Aksinya...

Putin Diam-diam Bawa Mimpi Buruk buat Amerika dan Eropa, Begini Aksinya... Kredit Foto: Reuters/Maxim Shemetov
Warta Ekonomi, Moskow -

Para anggota parlemen Rusia menyetujui sebuah rancangan undang-undang (RUU) pada Rabu (22/2/2023) yang diajukan oleh Presiden Vladimir Putin

Hal tersebut sejalan dengan Moskow yang akan menangguhkan sementara keikutsertaannya dalam Perjanjian Senjata Penyerangan Strategis (New START), perjanjian nuklir terakhir yang masih berlaku antara Rusia dan Amerika Serikat (AS).

Baca Juga: Putin: Tanda-tanda Dolar Amerika Kehilangan Dominasi Global Makin Kelihatan

Dalam catatan penjelasan yang dilampirkan pada RUU tersebut, para anggota parlemen menyatakan bahwa perjanjian tersebut, yang dimaksudkan untuk mengurangi setengah dari jumlah senjata nuklir yang dikerahkan di seluruh dunia, seharusnya memungkinkan kedua belah pihak untuk melakukan inspeksi untuk memastikan kepatuhan terhadap perjanjian tersebut.

"Akan tetapi, AS dengan sengaja tidak memenuhi kewajibannya di bawah perjanjian dalam bidang kegiatan ini," tulis mereka.

Oleh karena itu, sesuai dengan hukum federal, presiden Rusia telah membuat proposal untuk menangguhkan perjanjian tersebut, demikian bunyi catatan itu, menambahkan bahwa keputusan untuk melanjutkan partisipasi Rusia dalam perjanjian itu juga akan dibuat oleh presiden.

Dokumen tersebut diadopsi oleh Duma Negara, majelis rendah parlemen Rusia, dan sekarang harus disahkan oleh Dewan Federal dan akan mulai berlaku setelah ditandatangani oleh presiden.

Persetujuan itu datang setelah Putin mengumumkan dalam pidatonya di hadapan Majelis Federal pada hari Selasa bahwa Moskow akan menangguhkan keikutsertaannya dalam Perjanjian START Baru, tetapi tidak akan menarik diri sepenuhnya.

Presiden mengatakan bahwa dokumen tersebut adalah warisan dari masa ketika Moskow dan Washington tidak menganggap satu sama lain sebagai musuh.

Namun, waktu telah berubah, kata Putin, dan AS sekarang mengeluarkan ultimatum kepada Rusia dan berusaha mempertahankan hegemoninya, sementara negara-negara NATO secara terbuka menyatakan keinginan untuk memberikan kekalahan strategis pada Rusia.

Pada saat yang sama, anggota blok tersebut juga mengajukan tuntutan "tidak masuk akal" untuk menginspeksi fasilitas-fasilitas strategis Rusia, sementara permintaan serupa dari Moskow ditolak secara sistematis.

"Rusia tidak bisa mengabaikan hal ini. Kami tidak bisa membiarkan diri kami mengabaikan hal ini," kata Vladimir Putin.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: