Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cegah Kebocoran Data, Kemendagri Segera Integrasikan Ekosistem Instansi di Indonesia

Cegah Kebocoran Data, Kemendagri Segera Integrasikan Ekosistem Instansi di Indonesia Kredit Foto: Kemendagri
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ditjen Dukcapil Kemendagri terus mendorong semua sektor pemerintah maupun swasta yang berkaitan dengan pelayanan publik untuk menggunakan data kependudukan berbasis NIK atau Nomor Induk Kependudukan. Dalam membangun database tersebut, Dukcapil tidak hanya mementingkan fungsionalitas dan fleksibilitas dari sistem yang dibangun, tapi juga aspek keamanannya.

Dirjen Zudan Arif Fakrulloh menjelaskan, Dukcapil saat ini memerlukan sebuah platform integrasi data yang aman dan mampu menyatukan semua lembaga pelayanan publik. "Jadi bukan hanya integrasi parsial dengan satu per satu lembaga, melainkan terintegrasi dalam seluruh ekosistem. Misalnya, data Dukcapil terintegrasi dengan Kementerian Keuangan, Kementerian Kesehatan, perbankan, rumah sakit dan seterusnya. Begitu pun sebaliknya antar-instansi tersebut bisa saling terintegrasi satu sama lain," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (23/2/2023)

Baca Juga: Jelang Pemilu dan Pilkada Serentak 2024, Kemendagri Bangun Konsolidasi Kewaspadaan Nasional

"Inilah tujuan Dukcapil ke depan Indonesia akan menuju single sign-on untuk semua layanan publik," Dirjen Zudan menambahkan.

Dirjen Zudan mengucapkan terima kasih atas diskusi yang produktif dengan Tim Cybernetica yang banyak memberikan hal - hal baru terkait keamanan data dan informasi

"Dukcapil ingin menyatukan semua lembaga dalam satu platform integrasi data. Untuk itu Dukcapil membutuhkan cybersecurity, SplitKey dan identitas digital dalam satu platform yang saling terintegrasi dengan banyak instansi" demikian Dirjen Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakrulloh. 

CEO Cybernetica Oliver Vaartnou menyampaikan, pihaknya mengembangkan teknologi SplitKey Mobile Authentication dan Digital Signature Platform yang merupakan generasi lanjutan dari teknologi identitas elektronik. "Platform ini mengubah smartphone dan tablet end user menjadi perangkat otentikasi yang aman, melengkapi penyedia layanan online yang andal, dan alat manajemen akses end user yang aman. Platform ini pun memungkinkan pengguna akhir untuk menandatangani dokumen secara digital," jelas Oliver.

Baca Juga: Goyahnya Isu Majukan Anies Baswedan, PKS Ternyata Tak Undang Mitra Koalisi Perubahan!

SplitKey menggunakan 3 faktor otentikasi, yakni PIN, pola pattern lock (kode garis), dan biometrik (face recognition).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: