Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Walau Diterpa Isu Ferdy Sambo hingga PSSI, Masyarakat Masih Puas Dipimpin oleh Jokowi

Walau Diterpa Isu Ferdy Sambo hingga PSSI, Masyarakat Masih Puas Dipimpin oleh Jokowi Kredit Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden/Laily Rachev
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sepanjang satu tahun terakhir tingkat kepuasan publik terhadap pemerintahan Jokowi-Ma’ruf bertahan pada posisi yang sangat tinggi. Temuan survei Center for Political Communication Studies (CPCS) menunjukkan sebanyak 77,8 persen publik merasa puas dipimpin Jokowi.

Di antaranya bahkan terdapat 10,7 persen yang merasa sangat puas terhadap kinerja Jokowi. Sebaliknya, hanya ada 20,1 persen yang merasa tidak puas, di antaranya 0,7 persen merasa tidak puas sama sekali, dan sisanya tidak tahu/tidak jawab sebanyak 2,1 persen.

Baca Juga: Hancurkan Ekosistem Industri Rokok, Kadin Jatim Ogah Dukung Jokowi Revisi PP 109/2012

“Mayoritas publik, mencapai 77,8 persen merasa puas dipimpin Presiden Jokowi, dan tren kepuasan tercatat tetap tinggi sepanjang tahun 2022,” ungkap Direktur Eksekutif CPCS Tri Okta S.K. dalam press release di Jakarta pada Kamis (23/2). 

Menurut Okta, tingginya kepuasan publik terhadap Jokowi tidak lepas dari keberhasilan pemerintah menjaga kondisi perekonomian dan sosial-politik, di tengah situasi menuju berakhirnya pandemi Covid-19 dan gejolak dunia akibat perang di Ukraina.

“Ketika banyak negara di dunia mengalami pelambatan ekonomi, Indonesia mencatatkan pertumbuhan yang stabil di kisaran 5 persen selama empat kuartal berturut-turut,” lanjut Okta. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,31 persen pada tahun 2022 lalu.

Pada kuartal I/2022 tumbuh 5,01 persen, bergerak naik menjadi 5,45 persen pada kuartal II/2022 dan 5,72 persen pada kuartal III/2022. Terkoreksi lagi menjadi 5,01 persen pada kuartal IV/2022, tetapi masih lebih tinggi dari perkiraan yang hanya berkisar 4 persen.

Baca Juga: Goyahnya Isu Majukan Anies Baswedan, PKS Ternyata Tak Undang Mitra Koalisi Perubahan!

Tekanan kuat terjadi pada penghujung tahun, di mana pemerintah akhirnya menaikkan harga BBM bersubsidi, serta menguatnya ancaman resesi global. Tetapi jika dilihat sejak awal tahun, pemerintah berhasil menahan kenaikan harga BBM berkat adanya windfall komoditas.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: