Bisnis kuliner sudah pasti membutuhkan furniture yang lumayan banyak. Terlebih peralatan seperti piring, sendok-garpu, dan lain sebagainya. Furniture juga termasuk pengeluaran yang lumayan sehingga diperlukan strategi agar tidak boncos ataupun boros.
Terlebih, pemilihan furnitur yang salah bisa membuat pengeluaran kita membengkak.
Mengutip YouTube Foodizz Channel, berikut cara memilih furniture yang tepat!
Baca Juga: Cara Membuat Nama Brand di Bisnis Kuliner, Bisnis Jadi Top dan Makmur!
1. Sesuai Konsep
Sebelum berbelanja, buatlah sketsa atau perencanaan terlebih dahulu dengan konsep bisnis yang sejalan dengan rencana strategi marketing.
Jangan berbelanja sebelum menentukan konsep yang kuat karena kamu bisa terdistraksi dan malah tidak fokus pada konsep bisnis yang utama.
Misalnya ingin membuat coffeeshop dengan target market karyawan usia 25-35 tahun. Pastikan berbalanja kursi dan meja yang nyaman untuk digunakan dalam waktu 1 jam, bisa untuk meeting atau untuk bekerja.
2. Mudah Dibersihkan
Furniture yang dibeli harus mudah dibersihkan agar memudahkan tim di outlet dalam bekerja. Kalau tidak, kita akan menjadi sasaran komplen customer. Jangan sampai membeli furniture yang harus high-maintenance karena justru dapat membuat kita boncos dan mengeluarkan biaya lebih besar.
3. Kuat
Memilih furniture harus yang kuat. Dalam rencana bisnis, pastinya pebisnis sudah melihat dan menentukan traffic pelanggan seberapa banyak orang yang datang ke outlet. Jadi, furniture yang dibeli harus yang kuat agar tidak cepat rusak dan aman digunakan oleh customer.
4. Sesuai Budget
Sebelum eksekusi bisnis dalam pembuatan outlet, pebisnis kuliner sudah pasti membuat perhitungan soal capital expenditure yang akan digunakan. Salah satunya adalah anggaran dalam pembelian furniture. Jadi, pembelian furniture harus sesuai budget yang telah ditentukan.
5. Sesuai Kebiasaan dan Kebutuhan Customer
Sebelum memutuskan untuk membeli furniture, pahami dulu alur pembelian customer. Apakah mereka memesan dahulu baru duduk, atau sebaliknya. Dengan demikian, kita bisa menentukan furniture seperti apa yang cocok dengan kebiasaan dan kebutuhan customer.
6. Nyaman
Definisi nyaman bagi setiap customer itu berbeda. Jika kita memahami alur customer kita lebih suka takeaway sehingga lebih memilih untuk menunggu 15 menit, itu berarti lebih baik furniture yang nyaman untuk mereka, bukan dibelikan sofa yang membuat mereka duduk berlama-lama.
Atau ibu-ibu arisan, belikan furnitur yang kekinian dan instagramable, maka akan menjadi tempat favorit mereka.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait:
Advertisement