Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Miris! 12% Pengangguran di Indonesia Didominasi Lulusan Sarjana dan Diploma

Miris! 12% Pengangguran di Indonesia Didominasi Lulusan Sarjana dan Diploma Sejumlah pencari kerja mencari informasi lowongan kerja saat Bursa Kerja ASSiK (Arek Suroboyo Siap Kerjo) di Convention Hall Jalan Arief Rahman Hakim, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (6/12/2022). Bursa kerja yang digelar Pemkot Surabaya guna mengurangi angka pengangguran itu diikuti 46 perusahaan di Surabaya dengan menyediakan 1.318 lowongan kerja. | Kredit Foto: Antara/Didik Suhartono
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Ida Fauziyah mengatakan sekitar 12% pengangguran di Indonesia saat ini didominasi oleh lulusan sarjana dan diploma. Menurutnya besarnya jumlah pengangguran dari lulusan perguruan tinggi ini disebabkan tidak adanya link and match antara perguruan tinggi dengan pasar kerja.

“Kita masih punya PR (pekerjaan rumah) bahwa jumlah pengangguran lulusan  sarjana dan diploma masih di angka 12% karena tidak adanya link and match,” kata Ida, kemarin.

Menurut Ida, saat ini jumlah kelompok pekerja saat ini didominasi dari lulusan pendidikan SMP dan Sekolah Dasar (SD). “Kelompok yang bekerja sebagian berpendidikan SMP ke bawah, justru yang menganggur lulusan SMK, diploma dan sarjana,” jelasnya.

Melalui program Merdeka Belajar- Kampus Merdeka (MBKM) yang dilaksanakan oleh Kemendikbudristek RI menurut Ida diharapkan bisa mengurangi angka pengangguran dan banyak lulusan diploma dan sarjana yang diterima pasar kerja.

“Saya kira dengan program pemagangan dilakukan anak-anak sudah dipersiapkan siap kerja sebelum lulus.  Dengan MBKM mengurangi miss link and match, yang lulus hari ini tidak menambah pengangguran,” ujarnya

Meski tidak menargetkan jumlah pengangguran yang bisa diturunkan dari program MBKM, Ida berharap program magang kerja bagi para mahasiswa bisa mengurangi kesenjangan antara lulusan perguruan tinggi dengan pasar kerja.

“Kita berharap pengangguran semakin turun, tidak ada target khusus,” ujarnya. Soal banyaknya buruh yang menjadi korban PHK akibat terkena dampak penurunan ekonomi global sekarang ini, Ida mengatakan pemerintah belum memikirkan untuk memberikan subsidi upah seperti dalam tiga tahun terakhir.

Menurutnya subsidi upah saat itu diberikan karena adanya kondisi pandemi dan penyesuaian kenaikan harga BBM.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Advertisement

Bagikan Artikel: