Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Muncul Isu Putin Bakal Gunakan Senjata Nuklir buat Perang Ukraina

Muncul Isu Putin Bakal Gunakan Senjata Nuklir buat Perang Ukraina Kredit Foto: Reuters/Sputnik/Aleksey Babushkin
Warta Ekonomi, Moskow -

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Rusia akan mempertahankan upaya peningkatan kekuatan nuklirnya. Hal itu disampaikan Putin dalam pidato untuk menandai hari peringatan Pembela Tanah Air pada Kamis (23/2/2023), dan sehari sebelum setahun invasi Rusia ke Ukraina.

Komentar Putin mengikuti penangguhan perjanjian kontrol senjata nuklir bilateral dengan Amerika Serikat. "Seperti sebelumnya, kami akan meningkatkan kekuatan untuk memperkuat proses triad nuklir," kata Putin, merujuk pada rudal nuklir yang berbasis di darat, laut, dan udara.

Baca Juga: Vladimir Putin Pamer Perdagangan dengan China: Lihatlah, Lebih dari 200 Miliar Dolar!

Putin mengatakan bahwa untuk pertama kalinya, rudal balistik antarbenua Sarmat - senjata yang mampu membawa banyak hulu ledak nuklir - akan dikerahkan tahun ini. "Kami akan melanjutkan produksi massal sistem Kinzhal hipersonik berbasis udara dan akan memulai pasokan massal rudal hipersonik Zirkon berbasis laut," kata Putin dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh Kremlin Kamis (23/2/2023).

Rusia akan memulai latihan militer dengan Cina di Afrika Selatan pada Jumat, dan pihaknya telah mengirim fregat yang dilengkapi dengan rudal hipersonik. Menjelang peringatan setahun invasi ke Ukraina pada 24 Februari, Putin dan Presiden AS Joe Biden terlibat dalam perdebatan verbal, menyoroti ketegangan global antara negara adidaya.

Putin menangguhkan START Baru (Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis) dengan Amerika Serikat pada Selasa, menuduh AS mengubah perang menjadi konflik global dengan mempersenjatai Ukraina.

Dalam kunjungan mendadak ke Kiev pada Senin lalu, Biden mengatakan Amerika Serikat dan sekutu NATO-nya membela demokrasi dan kebebasan di Ukraina. Di Warsawa pada hari Rabu, Biden memperingatkan penangguhan START adalah kesalahan besar. "Saya tidak membaca bahwa dia berpikir untuk menggunakan senjata nuklir atau semacamnya," ujarnya.

Seorang pejabat senior pertahanan Rusia mengatakan bahwa Moskow akan tetap berpegang pada batasan yang disepakati pada rudal nuklir dan terus memberi tahu Amerika Serikat tentang perubahan dalam penempatannya. Setelah bertemu dengan para pemimpin sayap timur NATO di Warsawa, Biden berjanji bahwa Amerika Serikat akan benar-benar mempertahankan setiap jengkal NATO, aliansi militer yang mencakup beberapa negara Eropa Timur yang berbatasan dengan Rusia.

Kremlin mengatakan Rusia menganggap NATO, akan segera memperluas keanggotaan untuk mencakup Swedia dan Finlandia. Itu akan menjadi ancaman nyata bagi Rusia.

Perang Ukraina, telah menjadi konflik perebutan wilayaj terbesar di Eropa sejak Perang Dunia Kedua. Konflik ini telah menelantarkan jutaan orang, meninggalkan kota-kota dan desa-desa Ukraina dalam reruntuhan dan mengganggu ekonomi global.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada hari Rabu mengecam invasi Rusia sebagai pelanggaran terhadap Piagam PBB dan hukum internasional dan menyerukan ancamannya tentang kemungkinan penggunaan senjata nuklir. Dalam dua pidato September lalu, Putin mengindikasikan bahwa dia akan, jika perlu, menggunakan senjata nuklir untuk membela Rusia.

"Kami telah mendengar ancaman implisit untuk menggunakan senjata nuklir. Apa yang disebut penggunaan senjata nuklir taktis sama sekali tidak dapat diterima. Ini adalah waktu yang tepat untuk mundur dari jurang," kata Guterres.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: