Pemilu Sebelumnya Berkoalisi Sama Kubu Megawati, Elite NasDem: Itu karena Jokowi, Harus Dicatat!
Wakil Ketua Umum Partai NasDem, Ahmad Ali, mengaku hal utama yang menjadi dasar merapatnya NasDem ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada pemilu 2019 adalah sosok Joko Widodo (Jokowi). Selain karena masih menjadi kader dari PDIP, saat itu menjadi kesempatan terakhir bagi Jokowi untuk menjabat sebagai presiden.
"Satu hal yang harus dicatat oleh teman-teman PDIP, bahwa kami itu berkoalisi dengan PDIP kemarin, karena faktornya bukan PDIP karena faktornya pak Jokowi. Karena pak Jokowi gak bisa lagi mencalonkan," kata Ali saat dihubungi, Jum'at (24/2/23).
Baca Juga: Modalnya Demi Menangkan Kursi Jokowi Kalahkan Anies, Kubu Megawati Pede Habis: PDIP Terbukti...
Dia juga menegaskan, tidak ada alasan lain untuk NasDem membangun koalisi dengan PDIP selain karena sosok Jokowi pada saat itu. Pasalnya, NasDem memiliki prinsip untuk membangun koalisi dengan basis kesetaraan.
"Tidak ada alasan juga untuk menyatukan kita dengan PDIP kemarin karena faktor Pak Jokowi. Karena NasDem selalu membangun koalisinya dengan kesetaraan," tegas Ali.
Kendati demikian, Ali juga menegaskan, komunikasi antara partai tetap berjalan sebagaimana mestinya, termasuk dengan PDIP. Dia menegaskan, tidak ada alasan untuk saling membenci dan memaki meski memiliki perbedaan.
"Bahwa berkomunikasi dengan partai-partai, berbeda pandangan, berbeda pilihan itu tidak membuat kita saling mencaci maki, tidak harus kemudian saling menyudutkan, saling membenci, gak bisa. NasDem tidak punya mentalis itu," katanya.
Baca Juga: Hidup Mewah Mario Dandy Bikin Rakyat Merasa Dikhianati, Sri Mulyani: Kecewa Boleh, Tapi Pajak Wajib!
Ali menilai, sikap Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, yang menyatakan enggan berkoalisi dengan partai pengusung Anies Baswedan, adalah bentuk penyemangat bagi NasDem. Meski begitu, dia menegaskan NasDem tidak memiliki sikap sebagaimana yang ditunjukkan Hasto.
Seandainya NasDem menang dalam kontestasi Pilpres 2024 nanti, kata Ali, NasDem akan menjadi partai yang rendah hati. Dia menyebut, partainya juga akan merangkul yang lain dan terus berkomunikasi.
"Pernyataan Pak Hasto itu ya bagi kami ya itu hanya penyemangat buat kami. Bahwa tentu kami tidak melakukan hal yang sama. Ketika besok kami jadi pemenang, kami juara kami akan selalu rendah hati, kami selalu merangkul orang-orang lain, kami selalu berkomunikasi dengan siapapun," katanya.
Baca Juga: Nyatakan Tak Mau Dukung Anies Baswedan Jadi Next Jokowi, Elite Megawati: Sejak dari Gubernur...
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto terang-terangan mengaku enggan berkoalisi dengan partai pengusung Anies Baswedan. Pasalnya, dia menilai Anies Baswedan sebagai antitesa dari kepemimpinan Jokowi.
Dia juga menilai, sejak menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan telah menjadi antitesa dari kepemimpinan Jokowi di DKI Jakarta. Hasto menyebut, banyak kebijakan Jokowi yang tidak dilanjutkan Anies Baswedan di DKI Jakarta.
Baca Juga: Efek Kasus Mario Dandy, Kekayaan Pejabat Kemenkeu Disoroti Sri Mulyani: Saya Memperhatikan...
"Dari gubernur saja sudah antitesis banyak kebijakan Pak jokowi yang tidak dilanjutkan, apalagi nanti kebijakan-kebijakan untuk yang lebih besar karena politik ini dimulai dari hal yang lebih kecil," kata Hasto saat ditemui di Sekolah PDIP, Jakarta, Kamis (24/2/23).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Andi Hidayat
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement