Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Orang Terkaya: Stephen Bisciotti, Pemilik Raksasa Perusahaan Perekrutan yang Takut Mati Muda Seperti Sang Ayah

Kisah Orang Terkaya: Stephen Bisciotti, Pemilik Raksasa Perusahaan Perekrutan yang Takut Mati Muda Seperti Sang Ayah Kredit Foto: Twitter/Front Office Sports
Warta Ekonomi, Jakarta -

Salah satu orang terkaya di dunia, Stephen Bisciotti atau Steve Bisciotti memulai bisnisnya dari ruang bawah tanah. Sebelum memutuskan untuk berbisnis, ia bekerja sebagai staf selama satu tahun setelah kuliah.

Akhirnya, apa yang dimulai Bisciotti bersama sepupunya, Jim Davis di ruang bawah tanah telah berkembang menjadi perusahaan kepegawaian terbesar di AS dengan pendapatan tahunan USD12,3 miliar (Rp187 triliun).

Bisciotti, yang dibesarkan oleh seorang ibu tunggal di Baltimore, kuliah di dekat Universitas Negeri Salisbury. Saat tumbuh dewasa, Bisciotti bermain sepak bola, bola basket, dan bisbol; hari ini dia juga menikmati bermain golf dan berperahu.

Baca Juga: Kisah Orang Terkaya: Lin Muqin, Pencipta Minuman Energi Terlaris di China

Karena itulah ia juga memiliki NFL's Baltimore Ravens, senilai USD3,4 miliar (Rp51,9 triliun). Tim terakhir memenangkan gelar Super Bowl pada tahun 2013.

Perusahaan kepegawaian dan perekrutan miliknya bernama Aerotek yang merupakan perusahaan swasta terbesar di AS, berlokasi di Hanover, Maryland. Tak hanya itu, Bisciotti juga ikut mendirikan Allegis Group, sebuah firma manajemen bakat internasional.

Bisciotti lahir pada 10 April 1960 di Philadelphia, Pennsylvania, ia merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara dalam keluarga Italia-Amerika kelas menengah. Pada tahun 1961, orang tuanya, Bernard dan Patricia Bisciotti, memindahkan keluarganya ke Severna Park, Maryland, pinggiran Baltimore, karena pekerjaan ayahnya sebagai eksekutif penjualan konstruksi.

Sebagai seorang anak, Bisciotti sering pergi bersama keluarganya ke permainan Baltimore Orioles dan Colts. Ketika dia berusia 8 tahun, ayahnya meninggal karena leukemia. Setelah kematian ayahnya, kakek dari pihak ibu, C. Gordon Johnston, seorang pensiunan salesman distrik regional untuk Ford Motor Co., menghidupi keluarga mereka.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Advertisement

Bagikan Artikel: