Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mark Zuckerberg Tak Ingin Ketinggalan Hype ChatGPT, Meta Langsung Luncurkan Alat AI yang Tak Kalah Canggih!

Mark Zuckerberg Tak Ingin Ketinggalan Hype ChatGPT, Meta Langsung Luncurkan Alat AI yang Tak Kalah Canggih! Kredit Foto: Instagram/Mark Zuckerberg
Warta Ekonomi, Jakarta -

Meta mengumumkan telah merilis model AI generatifnya yang disebut "LLaMA" untuk mendorong penelitian ke dalam "bidang penting yang cepat berubah". Meta yang dipimpin Mark Zuckerberg tak ingin ketinggalan kesuksesan viral OpenAI dengan ChatGPT.

Perusahaan media sosial ini mengatakan lebih banyak penelitian dapat membantu memecahkan masalah seperti "bias, toksisitas, dan potensi menghasilkan informasi yang salah" yang dapat ditimbulkan oleh alat AI generatif, tulis posting blog Meta pada hari Jumat.

Chief technology officer OpenAI sendiri mengakui jebakan alat permata mahkotanya, ia mengatakan kepada Time dalam sebuah wawancara bulan ini bahwa ChatGPT memungkinkan mengarang fakta.

Baca Juga: Metaverse Gak Laku di AS, Mark Zuckerberg Gandeng Tencent untuk Buka Pasar di China

Sementara itu, Microsoft sebelumnya mengatakan kepada Insider bahwa Bing chatbot miliknya, yang ditenagai oleh teknologi OpenAI, juga memiliki potensi membuat kesalahan pada fase awal peluncurannya bulan ini, yang ditandai oleh apa yang digambarkan oleh beberapa pengguna sebagai tanggapan Bing yang terkadang aneh, tidak akurat, dan agresif.

Mengutip Business Insider di Jakarta, Senin (27/2/23) Meta mengatakan bahwa masih ada penelitian lebih lanjut yang perlu dilakukan untuk mengatasi risiko bias, komentar beracun, dan halusinasi dalam model bahasa besar.

AI perusahaan yang merupakan singkatan dari "Large Language Model Meta AI" diarahkan untuk para peneliti, ujar sang CEO Mark Zuckerberg dalam sebuah posting Facebook.

"LLM telah menunjukkan banyak janji dalam menghasilkan teks, melakukan percakapan, meringkas materi tertulis, dan tugas-tugas yang lebih rumit seperti memecahkan teorema matematika atau memprediksi struktur protein," tulisnya di pos. Ia menggunakan singkatan "LLM" untuk merujuk ke model bahasa besar.

"Meta berkomitmen untuk model penelitian terbuka ini dan kami akan membuat model baru kami tersedia untuk komunitas penelitian AI," tulisnya.

Perusahaan menyinggung popularitas alat AI generatif tanpa menyebut nama apa pun, dan mengatakan bahwa modelnya dapat membantu membuka sarana untuk mempelajari dan mengembangkan teknologi semacam itu, serta dapat memerlukan daya komputasi yang signifikan untuk dilatih.

"Model yang lebih kecil dan lebih berkinerja seperti LLaMA memungkinkan orang lain dalam komunitas riset yang tidak memiliki akses ke infrastruktur dalam jumlah besar untuk mempelajari model ini, semakin mendemokratisasi akses di bidang penting yang cepat berubah ini," tulis Meta dalam posting blog.

Untuk bagiannya, Google masih menguji bot Bard AI-nya sendiri untuk membukanya bagi pengguna. Pakar teknologi mengatakan adopsi teknologi semacam itu oleh Big Tech dapat menandakan pergeseran menuju chatbot yang berpotensi bermunculan di internet.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Advertisement

Bagikan Artikel: