Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemicu Perang Nuklir Sudah 'Ditanam' Barat, Pendahulu Putin Blak-blakan Tebar Ancaman

Pemicu Perang Nuklir Sudah 'Ditanam' Barat, Pendahulu Putin Blak-blakan Tebar Ancaman Kredit Foto: Reuters/Sputnik/Valentin Yegorshin
Warta Ekonomi, Moskow -

Pasokan senjata yang berkelanjutan ke Kiev berisiko menimbulkan bencana nuklir global, kata mantan presiden Rusia Dmitry Medvedev pada Senin (27/2/2023).

Pernyataannya ini mengulangi ancaman perang nuklir ke Ukraina, yang sebelumnya pernah wakil ketua Dewan Keamanan Federasi Rusia sampaikan.

Baca Juga: Tahu Kepentingan Amerika di Atas Segalanya, Putin Murka: Banyak Negara Bergantung pada Kalian!

Medvedev yang juga sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan ancaman retorika apokaliptik ini sebagai upaya mencegah lebih banyak senjata canggih NATO sampai ke Ukraina untuk melawan serangan pasukannya.

Dmitry Medvedev telah dilihat sebagai upaya untuk mencegah aliansi militer NATO pimpinan AS dan sekutu Barat Kiev untuk terlibat lebih jauh lagi dalam setahun perang, yang telah menyebabkan kemunduran Moskow di medan perang.

Komentar terbaru oleh Medvedev, yang menjabat sebagai wakil ketua dewan keamanan kuat Putin, mengikuti peringatan nuklir Putin pekan lalu dan pernyataannya pada Ahad (26/2/2023), yang menyatakan konfrontasi Moskow dengan Barat sebagai pertempuran eksistensial untuk kelangsungan hidup Rusia dan rakyat Rusia.

"Tentu saja, memompa senjata dapat terus dilakukan ... dan mencegah kemungkinan hadirnya kembali negosiasi," kata Medvedev dalam sambutannya yang diterbitkan di harian Izvestia.

"Musuh kita melakukan hal itu, mereka tidak peduli apakah tujuan mereka akan menyebabkan kegagalan total. Kerugian bagi semua orang. Keruntuhan. Kiamat. Di mana Anda melupakan kehidupan lama Anda selama berabad-abad, sampai puing-puing berhenti memancarkan radiasi."

Medvedev menyebut kini obsesi Barat adalah mencabik-cabik Rusia dengan operasi militer mereka di Ukraina. AS dan NATO berusaha menciptakan Ukraina seperti 'Frankenstein baru'.

"Ketakutan mereka didorong oleh prasangka anti-Rusia yang primitif dan keinginan untuk menciptakan Frankenstein yang baru muncul yang diwakili oleh Ukraina - negara khusus anti-Rusia," kata politisi Medvedev, menimpali soal referendum di Krimea yang tidak diakui oleh kolektif AS dan Barat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: