Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Duduk di Sisi Cak Nun, Rocky: Firaun di Mesir Setelah Meninggal Dibalsem, Kalau Firaun di Sebuah Republik Belum Meninggal Sudah Dibalsem

Duduk di Sisi Cak Nun, Rocky: Firaun di Mesir Setelah Meninggal Dibalsem, Kalau Firaun di Sebuah Republik Belum Meninggal Sudah Dibalsem Kredit Foto: Caknun.com
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengamat politik Rocky Gerung menilai ada dua bahasa politik yang ada di Indonesia hari ini, yakni bahasa politik versi pemerintah, satu lagi, bahasa politik dari Emha Ainun Najib (Cak Nun).

Hal itu disampaikan Rocky saat memberikan pidato pengantar di acara "Kenduri Cinta" yang diprakarsai budayawan asal Yogyakarta tersebut.

"Kalau kita ringkas politik Indonesia itu hanya ada dua: pertama yang diucapkan oleh oleh pemerintah dan kedua diucapkan oleh Cak Nun. Anda tinggal pilih itu grammar mana yang anda mau pakai? Saya berinduk pada grammar Cak Nun itu yang kadang kala berbahaya tuh padahal dia cuma ucapin satu kalimat yaitu "Firaun"," kata Rocky Gerung yang posisi duduknya di sebelah Cak Nun.

Rocky juga menyindir perbedaan antara Firaun di Mesir Kuno dengan sosok Firaun di sebuah republik. Ia tak menyebut republik mana yang ia maksud.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: