Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mendadak Mantan Dokter Gedung Putih Kuak Kelainan Kesehatan Joe Biden

Mendadak Mantan Dokter Gedung Putih Kuak Kelainan Kesehatan Joe Biden Kredit Foto: Reuters/Jonathan Ernst
Warta Ekonomi, Washington -

Perwakilan Partai Republik Ronny Jackson mengecam Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Dia, yang juga mantan dokter Gedung Putih mengatakan bahwa kondisi mental Biden yang menurun menimbulkan bahaya bagi seluruh negara. 

"Menakutkan bagi negara kita bahwa Biden adalah panglima tertinggi kita," tulis Jackson di Twitter, seperti dikutip RT.

Baca Juga: Reaksi Kemarahan Joe Biden Tahu Vladimir Putin Bikin Perjanjian Amerika-Rusia Jadi Begini

"Dia tidak tahu di mana dia berada di separuh waktu dan setiap hari dia membawa kita lebih dekat ke perang habis-habisan dengan Rusia dan China. Penurunan kognitifnya akan membuat banyak orang terbunuh!!"

Jackson, yang menjabat sebagai Dokter Gedung Putih untuk Presiden di bawah Barack Obama dan Donald Trump hingga tahun 2018, sebelumnya telah mengkritik pemerintahan AS saat ini karena gagal mengungkapkan kebenaran tentang kesehatan mental Joe Biden.

Awal bulan ini, Gedung Putih mengeluarkan ringkasan tentang status kesehatan Biden berdasarkan tinjauan riwayat kesehatan dan "pemeriksaan fisik terperinci," yang menemukan bahwa presiden adalah seorang "pria berusia 80 tahun yang sehat, kuat, dan bugar" yang layak untuk menjalankan tugasnya.

Menanggapi laporan kesehatan presiden, Jackson menyatakan bahwa pemeriksaan kesehatan tersebut adalah "lelucon" dan "ditutup-tutupi".

Dia juga menunjukkan bahwa Biden, tidak seperti pendahulunya, Donald Trump, tidak pernah mengikuti tes kognitif dan berargumen bahwa "kemampuan berpikir dan bernalar presiden yang sedang menjabat sudah hilang" dan bahwa dia seharusnya tidak menjabat.

Menurut jajak pendapat terbaru dari Harvard CAPS-Harris Poll yang dilakukan awal bulan ini, sekitar 57% orang Amerika meragukan kebugaran mental Biden, dengan 67% berpendapat bahwa ia tampaknya sudah terlalu tua untuk memimpin negara ini.

Spekulasi tentang kemampuan kognitif presiden terus berkembang karena berbagai kekeliruannya yang terus berulang, yang terakhir adalah ketika ia menyatakan bahwa "lebih dari separuh wanita dalam pemerintahan saya adalah wanita."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: