Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Divestasi Blok Masela Diharapkan Rampung Tahun Ini

Divestasi Blok Masela Diharapkan Rampung Tahun Ini Pekerja melakukan pengecekan pompa angguk yang beroperasi di Lapangan Duri, yang merupakan salah satu lapangan injeksi uap terbesar di dunia di Blok Rokan, Riau, Jumat (19/8/2022). PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) yang telah setahun mengelola Blok Rokan berhasil mencatatkan tingkat produksi rata-rata sekitar 162 ribu BOPD (barel minyak per hari) bulan berjalan, jauh lebih baik dibandingkan prediksi sebesar 142 ribu BOPD jika tidak melakukan kegiatan masif dan agresif serta lebih tinggi daripada angka produksi saat alih kelola sebesar 158,5 ribu BOPD, dan juga berhasil memperpendek waktu pengeboran hingga produksi awal atau Put On Production (POP) dari 15-22 hari menjadi 15 hari untuk area operasi Sumatra Light Oil (SLO) dan dari 35-40 hari menjadi 15 hari untuk area operasi Heavy Oil (HO). | Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berharap penyelesaian divestasi hak partisipasi atau participating interest (PI) Shell di Proyek LNG Blok Masela yang terletak di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, dapat dirampungkan tahun 2023.

“Perkembangan (divestasi) Blok Masela sampai saat ini cukup bagus dan kami antusias untuk melihat perkembangannya  dan (diharapkan) bisa diselesaikan tahun ini,” ujar Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa (28/2/2023). 

Sebagaimana diketahui, Blok Masela merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang hak partisipasinya dipegang oleh Inpex dan Shell.

Baca Juga: Nicke Pastikan Pertamina Masih Jadi Pengganti Tunggal Shell dalam Kelola Blok Masela

Namun, Shell kemudian menyatakan keinginan untuk melepas hak partisipasinya di Lapangan Abadi, sehingga harus dicari penggantinya. Sebelum menarik diri dari Blok Masela, Shell menguasai 35 persen saham participating interest (PI), sisanya dikuasai Inpex sebesar 65 persen. 

Sejumlah perusahaan migas menyatakan berminat menggantikan Shell di blok tersebut, antara lain PT Pertamina. Menurut Dirjen Migas, perusahaan pelat merah tersebut serius berkeinginan menjadi mitra Inpex.

“Pertamina serius dalam menawarkan diri mereka jadi partner Inpex. Memang sekarang masih proses b to b, sekarang masuk tahap binding offer,” ujarnya. 

Lantaran prosesnya masih berjalan, Tutuka belum dapat dikatakan kalau Pertamina fiks atau tidak menjadi mitra Inpex. Hingga saat ini, jadwal produksi Blok Masela belum mengalami perubahan yaitu tahun 2027. Namun demikian, Inpex sebagai operator mengajukan perubahan rencana pengembangan lapangan (PoD). 

Sehingga bisa terjadi perubahan target. Salah satu alasan revisi PoD adalah rencana penerapan teknologi carbon capture untuk menekan emisi Blok Masela.

Lapangan Abadi Blok Masela memiliki cadangan terbukti mencapai 18,5 triliun kaki kubik (Tcf) dan 225 juta barel kondensat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: