Langkah Jenius Erick Thohir Memformulasikan Visi Misi Perbaikan PSSI dan Sepak Bola Nasional dalam Acara Sarasehan
Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir akan mengadakan acara sarasehan sepak bola dalam waktu dekat di Kota Surabaya. Kegiatan tersebut dalam rangka menjaring berbagai aspirasi dari para stakeholder sepak bola Indonesia untuk merumuskan gagasan, visi dan misi bersama.
Pakar Komunikasi Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing mengapresiasi gebrakan Erick Thohir tersebut sebagai langkah yang jenius mengadakan pertemuan dengan para stakeholder membahas visi misi yang nantinya menjadi kesepakatan bersama.
Dikatakan Emrus, dirinya sepakat dengan Erick Thohir bahwa agenda sarasehan perlu dilakukan untuk menyatukan visi agar sepak bola Indonesia ke depan menjadi lebih baik dan berprestasi.
“Menurut saya, soal rencana Erick Thohir menggelar Sarasehan bersama pemilik klub, pemain dan suporter untuk merumuskan gagasan, visi misi bersama dalam memajukan sepak bola Indonesia sangat bagus. Ini bukti ia pemimpin partisipatif,” ujar Emrus, Rabu (1/3/2023).
Emrus menilai langkah Erick mengadakan Saresehan sebagai cara yang tepat untuk mengetahui permasalahan utama sepak bola Indonesia. Pasalnya, akan ada variasi pemikiran dan masukan dari berbagai stakeholder sepak bola sehingga bisa memudahkan untuk merumuskan kebijakan, harapan dan komitmen bersama.
"Langkah yang tepat dan visioner, kenapa karena selama ini tidak dilakukan oleh pemimpin PSSI sebelumnya, kan mereka yang memahami masalah dasar sepak bola Indonesia, jadi sangat tepat Erick Thohir menggelar sarasehan untuk menyatukan pemikiran demi kemajuan sepak bola,” ungkapnya.
Emrus merasa bersyukur dan bangga, mantan bos Inter Milan itu mau turun gunung memimpin PSSI dan membenahi sepak bola Indonesia yang sedang dilanda banyak masalah.
“Ketika Erick memimpin PSSI dalam tanda petik berada dalam titik yang menyedihkan puncaknya tragedi Kanjuruhan itu. Tapi saya meyakini Erick mampu menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi PSSI, dan juga mampu merubah wajah sepak bola Indonesia semakin modern ke depan,” terangnya.
Keyakinan Emrus ini tidak lepas dari pengalaman Erick Thohir di dunia sepak bola, terkhusus pengalamannya saat memimpin klub kelas dunia Inter Milan. Lewat pengalaman ini kemampuan kepemimpinan Erick Thohir tidak lagi diragukan oleh masyarakat Indonesia.
“Saya berpendapat bahwa dia itu pemimpin yang berkelas dunia. Sederhana aja, terutama di bidang olahraga dia punya klub Inter Milan, kan klub itu kelas dunia nah ketika dia memimpin Inter Milan berarti dia tidak diragukan lagi sebagai pemimpin kelas dunia, karena Inter Milan sendiri kan klub Eropa yang mendunia,” kata Emrus.
Menurut Emrus, publik pecinta sepak bola Indonesia harus memberikan apresiasi tinggi kepada Erick Thohir yang mau meluangkan waktunya untuk menyelamatkan sepak bola Indonesia yang sedang bermasalah, baik masalah kasus tragedi Kanjuruhan Malang, berhentinya Liga 2 dan 3 hingga adanya mafia skor di sepak bola Indonesia.
Dikatakan Emrus, Erick Thohir bukanlah orang baru di sepak bola Indonesia karena dia (Erick Thohir) pernah terlihat dalam manajemen beberapa klub Indonesia, salah satunya Persija Jakarta di tahun 2000-an. Artinya, kemampuan Erick Thohir untuk membenahi sepak bola Indonesia tidak perlu diragukan.
Tak hanya itu, lanjut Emrus, kualitas Erick Thohir sebagai pemimpin berkelas terlihat dari kepercayaan Presiden Joko Widodo yang mengutus Erick Thohir untuk melobi federasi sepak bola dunia (FIFA) agar Indonesia tidak mendapat sanksi berat atas kasus tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 orang.
Padahal, masalah tersebut adalah tugasnya Menteri Pemuda dan Olaharaga, namun Presiden lebih mempercayakan hal itu ke Erick Thohir karena memiliki kemampuan.
“Kemudian ketika dia komunikasi dengan FIFA kemarin pada kasus Kanjuruhan, dan kita tidak mendapat sanksi. Dia bisa diplomasi olahraga juga sehingga tragedi Kanjuruhan itu kita tidak mendapat sanksi dari FIFA. Dan Erick Thohir ditunjuk bapak presiden menghadap FIFA bukan Menteri Oahraga kan,” ungkapnya.
“Dan itu berhasil, oleh karena itu di bawah kepemimpinan Erick Thohir bahwa PSSI akan lebih baik ke depan dan akan lebih profesional, maka faktor-faktor yang sifatnya karena kedekatan karena pengaruh dan lain-lain, saya kira tidak akan terjadi lagi di kepemimpinan Erick Thohir,” tambahnya.
Dijelaskan Emrus, tugas Erick Thohir saat ini tidak hanya menyelamatkan sepak bola Indonesia dari keterpurukan, tetapi juga memperbaiki manajemen organisasi PSSI yang tidak profesional.
Hal sederhana yang harus dilakukan Erick Thohir, kata Emrus adalah menerapkan sistem di Kementerian BUMN ke PSSI dengan mencopot atau melaporkan orang-orang yang bermasalah.
“Yang terjadi adalah perbaikan manajemen atas dasar profesionalitas. Dasar saya sederhana, ketika dia masuk menteri BUMN kan diperbaiki semua BUMN kan bagus itu semua BUMN kita, sekarang sudah boleh dikatakan profit semua kan. Nah saatnya diterapkan di PSSI juga,” jelasnya.
Terkait dengan beberapa kebijakan Erick Thohir soal penyelamatan sepak bola Indonesia, Emrus mengakui hal tersebut tepat dengan perilaku oknum-oknum pejabat di Indonesia, khususnya di PSSI. Untuk itu, dengan kebijakan menghukum para penjahat (mafia skor) dengan ancaman penjara seumur hidup sangat tepat dan harus didukung.
“Kalau misalnya Pak Erick Thohir nanti memberikan suatu sanksi yang tegas dan lain-lain, ya silakan saja kita dukung itu karena bagi Erick Thohir tentang PSSI ini adalah bagaimana membawa PSSI ini untuk lebih baik ke depan, bukan untuk kepentingan pribadinya,” tegasnya.
“Karena dia sudah selesai dengan dirinya kok, sehingga misalnya ada pelanggaran-pelanggaran atau penyimpangan di masa kepemimpinannya, ya sangat wajar diberikan suatu sanksi yang tegas, bila perlu misalnya ada pengurus yang mau bermain atau katakanlah melakukan sepak bola gajah di kepemimpinannya, saya kira kita mendukung beliau memberikan sanksi yang tegas, bila perlu klub itu tidak diizinkan lagi maju atau bertanding,” tegasnya lagi.
Emrus pun berharap kepemimpinan Erick Thohir tidak lagi melakukan kebijakan naturalisasi pemain luar, tetapi lebih mengutamakan pemain dalam negeri (lokal). Salah satu cara untuk menciptakan pemain lokal berkualitas, Erick Thohir harus memperbaiki sistem perekrutan pemain.
“Stop melakukan naturalisasi pemain, kita harus utamakan pemain lokal ya dengan cara melakukan pembinaan pemain dari usia dini dengan sistem yang ketat. Tidak boleh ada pemain titipan, baik itu dari anak pejabat atau anak mantan pemain bola sekalipun, kalau tidak memenuhi syarat tidak perlu direkrut masuk dalam tim,” harapnya.
“Sepak bola wanita juga harus diberikan ruang, kan kita mau berbicara kemajuan sepak bola secara menyeluruh, jadi semua harus diakomodir dan saya yakin Erick Thohir akan melakukan itu,” tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement