Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Selain Cawapres Anies Baswedan, PR Koalisi Perubahan Selanjutnya adalah Menentukan ‘Ketua Kelas’

Selain Cawapres Anies Baswedan, PR Koalisi Perubahan Selanjutnya adalah Menentukan ‘Ketua Kelas’ Kredit Foto: Instagram/aniesbaswedan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Partai Demokrat resmi mendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden dengan adanya lampu hijau dari Majelis Tinggi partai bintang mercy itu. Artinya, dukungan terhadap Anies dinyatakan sudah lengkap setelah NasDem dan PKS lebih awal menyatakan deklarasi. 

Analis politik Arifki Chaniago menyatakan Koalisi Perubahan tentu sudah melangkah lebih maju dari koalisi lain karena sudah melengkapi syarat dukungan untuk capres dan cawapres. Namun, dari ketiga partai anggota poros ini bakal sulit untuk mencari ketua kelasnya. 

“Dulu Anies itu hanya milik Nasdem saja. Tetapi, saat ini PKS dan Demokrat juga mengklaim lebih dekat dengan Anies. Dari ketiga partai ini tidak ada parpol yang memiliki suara yang dominan. Pertanyaannya, siapa partai yang bakal menjadi ketua kelasnya? Nasdem, PKS, atau Demokrat?” ujar Arifki dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (3/3/2023). 

Baca Juga: Proyek IKN Ternyata Bisa Digagalkan Pakai Perppu, Anies Baswedan Jawab Kemungkinannya Kalau Jadi Presiden

Permasalahan ini bakal menyulitkan solidaritas Koalisi perubahan. Sebelumnya Nasdem mungkin saja dominan karena lebih awal mendeklarasikan Anies sebagai capres. 

Tetapi, setelah PKS dan Demokrat mendukung Anies, daya tawar yang dimiliki oleh ketiga partai ini setara.  

Demokrat yang sudah mendukung Anies sebagai capres tentu memiliki kepentingan AHY sebagai cawapresnya. 

Begitu pula Nasdem dan PKS. Apalagi dari ketiga partai tidak ada yang memiliki kursi yang paling dominan di DPR sehingga sulit menentukan siapa yang bakal memimpin koalisi.  

Menurut Arifki, solidaritas Koalisi Perubahan bakal teruji jika ketiga partai itu melakukan deklarasi secara bersama. Sebaliknya jika tidak ada deklarasi bersama, maka langkah politik yang diambil oleh masing-masing anggota koalisi semata-mata ingin merespons pertanyaan publik terkait kepastian Anies maju sebagai capres di Pemilu 2024. 

Lamanya dukungan PKS dan Demokrat terhadap Anies tentu masuk dalam pertimbangan kedua partai ini sebagai poin elektoral. 

“PKS dan Demokrat tentu khawatir, kedua partai ini kan oposisi. Mas Anies ini identik dengan figur yang mewakili kepentingan oposisi, baik secara citra maupun dukungan elektoral," ujar Arifki yang juga Direktur Eksekutif Aljabar Strategic. 

Baca Juga: Tak Lanjutkan Kerja Ahok di Jakarta, Anak Buah Megawati Nggak Yakin Anies Baswedan Bakal Lanjutkan Proyek IKN Kebanggaan Jokowi

PKS dan Demokrat takut telat mendukung Anies berdampak terhadap hilangnya efek ekor jas atau coat-tail effect mantan gu gubernur DKI Jakarta tersebut. 

"Sepertinya PKS dan Demokrat sudah menjawab pertanyaan publik, namun terkait solidaritas Koalisi Perubahan lewat MoU tentu masih ditunggu bahwa koalisi ini memang serius atau tidaknya,” tutup Arifki.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

Advertisement

Bagikan Artikel: