Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Anies Kerap Dituding Polarisasi, Pendukung Anies: Boro-boro Polarisasi, Justru...

Anies Kerap Dituding Polarisasi, Pendukung Anies: Boro-boro Polarisasi, Justru... Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Juru Bicara Laskar AMAN Indra Charismiaji mengaku heran isu polarisasi kerap diltujukan kepada bacapres NasDem Anies Baswedan.

Menurut dia, Anies sangat jauh kaitannya dengan sikap polarisasi. Sebaliknya, ia berpendapat Anies mampu menyatukan berbagai kelompok umat beragama.

Soal polarisasi itu sendiri, menurutnya hal ini kerap terjadi di Indonesia, terutama di media sosial. Dia berpendapat adanya upaya menghembuskan kepada kelompok umat beragama yang umumnya dibagi menjadi dua, yakni muslim dan non-muslim.

"Dihembuskan ketakutan nanti akan dijadikan negara Islam, misalnya, Pancasila akan diganti. Saya juga enggak tahu kenapa arahnya ke Pak Anies. Saya selalu bilang, boro-boro ganti Pancasila, ngadain Formula E saja susah," ujar dia, dalam video bertajuk "Katanya vs Faktanya: Anies Baswedan Adil untuk Semua Agama?" di YouTube Cerita Orang Dalam, dikutip Sabtu (4/3/2023).

Baca Juga: Kelanjutan IKN di Tangan Anies Diragukan, Hasto PDIP: Apakah Program Jokowi dan Ahok Dilanjutkan oleh Pak Anies?

Indra meyakini pola membuat dua kelompok bermusuhan dengan menekankan perbedaan telah berlangsung di Indonesia sejak dulu. Padahal, pertikaian kedua kelompok ini justru membuat suatu kelompok memperoleh keuntungan.

"Saya, sebagai orang pendidikan, mengatakan ini indikator bahwa memang bangsa ini belum cerdas, karena dari ratusan tahun yang lalu masih gampang aja diadu domba," tambah dia.

Kebiasaan tersebut perlu didorong agar terjadi perubahan, kata Indra. Sementara perubahan itu sendiri tak cukup hanya dengan mengatakan Pancasila dan NKRI.

"Sila ketiga Pancasila itu persatuan Indonesia. Itu artinya kita mau bersatu, bergaul, dengan mereka yang berbeda. Bisa beda agama, pilihan politik, macam-macamlah. Karena dihembuskan ketakutan, dua kelompok ini hidup dengan penuh kecurigaan," jelas dia. "Nah ini harus distop. Ini harus kita satukan, dan itu sudah terlihat di Jakarta."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: