Ungkapan Megawati ke Ibu-ibu Pengajian Tak Perlu Dibesar-besarkan, Sebagian dari Masyarakat Dianggap Sudah Overdosis Agama
Pengajar FISIP UIN Syarif Hidayatullah sekaligus pegiat sosial, Syafiq Hasyim pernyataan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri soal ibu-ibu pengajian memang cukup pedas, tapi hal ini diperlukan karena banyak kalangan masyarakat yang sudah overdosis agama.
“Saya melihat pernyataan Ibu Mega ini memang cukup pedas namun penting buat kita semua kita tahu bahwa kehidupan keagamaan kita bagi sebagian kalangan sudah bisa dilihat pada level overdosis agama,” katanya seperti melansir dari Cokro TV, Senin (06/03/23).
“Semua hal dianggap dan dikaitkan dengan masalah agama, karena itu kita perlu orang yang mengingatkan masalah ini agar kehidupan kita seimbang,” tambah Syafiq.
Sebelumnya, ketua Umum PDIP, Megawati kembali menjadi sorotan publik. Ia dianggap telah menyindir emak-emak yang saat ini doyan ke pengajian melalui pidatonya.
Hal ini malah kata dia membuat keluarga terbengkalai, terutama pemenuhan gizi keluarga sehingga terjadi stunting pada anak-anak.
"Saya lihat ibu-ibu tuh ya, maaf ya, sekarang kan kayaknya budayanya, beribu maaf, jangan lagi nanti saya di-bully, kenapa toh senang banget ngikut pengajian. Iya lho, maaf beribu maaf," kata Mega di Jakarta, Kamis, 16 Februari 2023.
"Saya sampai mikir gitu, ini pengajian ki sampai kapan to yo, anakke arep diapake (anaknya mau diapain?)" ujar ibu dari Puan Maharani ini.
Syafiq menambahkan, kalimat Megawati ini tidak bisa dilihat dari kalimat penggalannya saja. Tapi harus dimaknai secara kesuluran.
“Memang mereka yang tidak suka pada pernyataan Megawati bisa saja melihatnya dari perspektif apa saja terutama dua hal penting bagi mereka yaitu ibu-ibu itu sendiri dan juga pengajian atau kegiatan keagamaan,” kata Syafiq melansir dari Cokro TV, Senin (06/03/23).
“Namun bila kita mau melihat persoalan di saat jujur maka kita harus memahaminya dalam konteks yang lebih utuh bukan hanya apa yang kalimat penggalannya saja,” tambahnya.
“Sebenarnya pernyataan Ibu Megawati bisa dianggap sebagai kritik internal kritik yang dilakukan oleh tokoh perempuan untuk dirinya sendiri mungkin dan untuk kaumnya para pengikut Ibu Megawati,” jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty
Advertisement