Kata Bos Pentagon Soal Pentingnya Bakhmut: Pertempuran di Kota Itu Berbulan-bulan
Kota Artyomovsk, atau Bakhmut seperti yang dikenal di Ukraina, lebih penting secara simbolis daripada kepentingan operasional, kata Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin, Senin (6/3/2023), demikian menurut Reuters.
Pertempuran untuk merebut kota tersebut, yang merupakan benteng utama dan pusat logistik bagi pasukan Kiev di Republik Rakyat Donetsk (DPR), telah berlangsung selama berbulan-bulan, dan digambarkan oleh beberapa pihak sebagai yang paling sengit dalam konflik antara Rusia dan Ukraina.
Baca Juga: Nasib Rusia Diramalkan Gawat Usai Amerika Pasok Senjata Rp6 Triliun buat Ukraina
Yan Gagin, seorang penasihat penjabat kepala DPR Denis Pushilin, mengatakan pada hari Senin bahwa pasukan Rusia telah mengepung kota utama tersebut, dan menjebak sekitar 10.000 pasukan Ukraina di dalamnya.
Kepala Pentagon mengatakan bahwa ia tidak akan menganggapnya sebagai kemunduran strategis jika pasukan Ukraina memutuskan untuk memposisikan diri mereka di garis pertahanan baru di sebelah barat kota.
"Jatuhnya Artyomovsk tidak akan berarti bahwa Rusia telah mengubah arus pertempuran ini," katanya, seperti dikutip RT.
Meskipun mengakui kemungkinan kekalahan bagi Ukraina di Artyomovsk, Austin menolak untuk berspekulasi tentang apakah itu akan terjadi.
Tabloid Jerman Bild melaporkan pada hari Senin bahwa kota tersebut telah menjadi sumber konflik internal antara Presiden Ukraina Vladimir Zelensky dan panglima tertinggi angkatan bersenjata negara tersebut, Jenderal Valery Zaluzhny.
Orang dalam di Kiev mengatakan kepada media ini bahwa Zaluzhny telah menyerukan penarikan mundur dari kota tersebut beberapa minggu yang lalu. Namun, kantor Zelensky mengatakan pada Senin (6/3/2023) pagi bahwa para jenderal utamanya mendukung kelanjutan operasi pertahanan di Bakhmut.
Menurut laporan media Barat, pemerintah AS telah mendesak Kiev untuk menarik diri dari Artyomovsk sejak akhir Januari dan sebagai gantinya mempersiapkan serangan balasan di daerah lain. Namun, Zelensky bersikeras bahwa kota itu akan bertempur selama mungkin.
Pejabat senior pemerintahan Biden mengatakan kepada Washington Post pada akhir Februari bahwa pemimpin Ukraina itu "sangat mementingkan kepentingan simbolis" kota tersebut dan khawatir akan kemunduran moral jika kota itu direbut oleh pasukan Rusia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Advertisement