Wapres Minta Diaspora Indonesia Turut Aktif Berkontribusi dalam Transformasi Digital
Jepang menarasikan konsep masyarakat masa depan sebagai Masyarakat 5.0, yaitu masyarakat baru dengan memanfaatkan inovasi dan transformasi digital dengan sebaik-baiknya. Konsep Masyarakat 5.0 dipandang sebagai konsep komprehensif untuk memecahkan berbagai masalah sosial dengan mengubah kondisi masyarakat melalui transformasi digital.
Untuk itu, agar Indonesia tidak tertinggal dalam perkembangan teknologi, diperlukan kontribusi masyarakat Indonesia, termasuk para diaspora yang sedang menuntut ilmu di luar negeri.
Baca Juga: Bicara Soal Masa Depan Indonesia, Wamenkeu Tekankan Transisi Ekonomi Hijau dan Digital
"Dalam pandangan saya, pada intinya Indonesia tidak boleh tertinggal di bidang perkembangan teknologi. Saya berharap, masyarakat Indonesia, apalagi yang berkesempatan untuk belajar di luar negeri, terus giat memperdalam pengetahuannya demi kemajuan Ibu Pertiwi," imbau Wakil Presiden (Wapres) RI, Ma’ruf Amin, dalam keterangan persnya, Selasa (7/3/2023).
Namun, Wapres mengingatkan, teknologi digital yang diciptakan haruslah yang membangun etika sosial masyarakat, bukan sebaliknya.
"Saya mengharapkan kita dapat menciptakan transformasi teknologi digital yang dapat membangun peradaban masyarakat, bukannya menyuburkan penyebaran berita bohong atau hoaks, dan penyebaran fitnah, paham ekstremisme maupun hasutan terorisme," kata Wapres mengingatkan.
Di sisi lain, Wapres juga mengharapkan peran aktif masyarakat Indonesia di seluruh dunia dalam menghadapi berbagai tantangan dalam situasi geopolitik yang tidak menentu, seperti perang di Ukraina, konflik Laut Tiongkok Selatan, Myanmar, Korea, dan Selat Taiwan.
"Dunia memerlukan gagasan, termasuk dari masyarakat Indonesia di Jepang, untuk menemukan simpul-simpul persamaan di antara berbagai perbedaan yang ada, baik dalam negeri maupun dunia internasional," tegasnya.
Oleh karena itu, Wapres berharap masyarakat Indonesia mampu menjadi penengah bagi para pemimpin dunia yang terlibat dalam berbagai konflik global. "Indonesia telah dinilai berhasil menjadi jembatan di tengah perbedaan para pemimpin dunia dalam Presidensi G20 tahun 2022 yang lalu," ungkap Wapres.
"Namun, peran kita untuk dapat menjadi jembatan bagi ragam kepentingan tidak berhenti di situ. Tahun 2023 ini, Indonesia mendapatkan giliran menjadi Ketua ASEAN," tambahnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait:
Advertisement