Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cegah Rakyat Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Presiden Jokowi Resmikan Mayapada Hospital Bandung

Cegah Rakyat Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Presiden Jokowi Resmikan Mayapada Hospital Bandung Kredit Foto: Instagram/Joko Widodo
Warta Ekonomi, Bandung -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin meresmikan Mayapada Hospital Bandung (MHBD), di Bandung, Jawa Barat, pada Senin (6/3/2023). Peresmian dilakukan dengan penandatanganan prasasti.

Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengatakan ketersediaan rumah sakit dengan layanan paripurna sangat dibutuhkan oleh Indonesia saat ini. Pasalnya, setiap tahun terdapat 2 juta masyarakat Indonesia yang pergi ke luar negeri untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

Baca Juga: Bakal Tampung Wisatawan Asing Berobat, Jababeka Medical City Segera Diresmikan

"Kurang lebih 1 juta orang berobat ke Malaysia, 750 ribu ke Singapura, sisanya ke Jepang, Jerman dan negara lainnya," kata Presiden Jokowi.

Kepala Negara mengungkapkan praktik berobat ke luar negeri tersebut telah menimbulkan kerugian negara yang sangat besar. Atas dasar ini, Presiden pun meminta agar pembangunan rumah sakit dengan kualitas baik ditingkatkan.

"Mau kita terus-teruskan? Rp165 triliun devisa kita hilang gara-gara itu, karena ada modal keluar, capital outflow, oleh sebab itu saya sangat mendukung pembangunan rumah sakit-rumah sakit yang kurang lebih seperti MHBD," jelas Presiden.

Presiden Jokowi tidak memungkiri upaya penguatan kapasitas dan kualitas fasilitas pelayanan kesehatan Indonesia dihadapkan pada sejumlah persoalan, seperti kurangnya dokter spesialis dan subspesialis serta distribusinya yang belum merata.

Karena itu, Kepala Negara menginstruksikan Kementerian Kesehatan serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan agar mempercepat produksinya.

"Saya tadi minta ke Menkes dan Mendikbud untuk pendidikan dokter spesialis agar diperbanyak dan dimudahkan, sehingga masyarakat kita yang sakit bisa tertangani," kata Presiden.

Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin menyebut saat ini pemerintah melalui Kementerian Kesehatan tengah melakukan reformasi besar-besaran di sektor kesehatan. Upaya ini dilakukan dengan menginisiasi transformasi kesehatan 6 pilar, yang fokus pada kemudahan akses dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia.

Baca Juga: Menkes Turki Minta Bantuan Vaksin dan Obat-obatan Tambahan ke Pemerintah Indonesia

"Sejalan dengan instruksi Presiden, kita telah melakukan penguatan mutu dan kualitas fasilitas pelayanan kesehatan di 514 kabupaten/kota melalui pemenuhan alat kesehatan seperti cathlab untuk skrining kanker, mammografi untuk skrining kanker payudara, ada juga program pengampuan untuk rumah sakit-rumah sakit yang kekurangan dokter spesialis," terang Menkes.

Terkait dengan pemenuhan tenaga kesehatan, Menkes mengakui bahwa ketersediaan tenaga kesehatan masih sangat kurang. Untuk itu, Kemenkes telah bekerja sama dengan Kemendikbud, Kemenkeu dan LPDP untuk menambah kuota penerimaan beasiswa dokter spesialis dan subspesialis.

"Untuk jantung misalnya, kita butuh sekitar 400 spesialis, namun saat ini dari 92 FK hanya ada 20 FK yang memiliki program studi spesialis. Ini sangat lama. Perlu terobosan, paling mudah saya kasih beasiswa. Tahun lalu 600 yang daftar semoga semuanya diterima, tahun ini ada jatah 2500 beasiswa, tahun depan 2500 beasiswa," kata Menkes.

Dikatakan Menkes, pemerintah tidak bekerja sendiri untuk mengatasi persoalan kesehatan di Indonesia. Dibutuhkan dukungan dan bantuan dari semua pihak termasuk dari sektor swasta.

Baca Juga: Rumah Sakit Lapangan Indonesia Layani Lebih dari 2.000 Korban Gempa di Turki

Kehadiran MHBD, lanjutnya, merupakan bentuk dukungan dunia swasta untuk membantu pemerintah dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan yang lengkap dan berkualitas.

Dengan begitu, selaras dengan harapan Presiden Joko Widodo, masyarakat Jawa Barat, khususnya Bandung tidak perlu berobat ke daerah lain seperti Jakarta bahkan ke luar negeri. Sebab segala kebutuhan akan fasilitas, tenaga kesehatan dan layanan kesehatan telah tersedia di MHBD.

Dalam operasionalnya, Menkes mendorong agar MHBD tidak hanya fokus pada aspek kuratif, namun juga promotif preventif melalui kegiatan skrining kesehatan, sehingga beban pembiayaan BPJS Kesehatan khususnya untuk empat penyakit katastropik yakni jantung, kanker, stroke dan ginjal bisa ditekan.

"Promotif preventif sangat penting sekali, lakukan lebih banyak lagi. Jangan tunggu sampai sakit, hidup sehat. Caranya dengan rajin skrining, cek kesehatan berkala, at least cek darah," tegas Menkes

Komisaris Utama PT Mayapada Healthcare Group, Jonathan Thahir menyebut Mayapada Hospital Bandung merupakan rumah sakit keenam yang didirikan Health Care. MHBD merupakan rumah sakit hijau tersertifikasi pertama di Indonesia.

Di rumah sakit ini memiliki empat layanan unggulan diantaranya Oncology Center, Cardiovascular Center, Tahir Neuroscience Center dan Tahir uro-nephrology center. Keempatnya, saling bersinergi dan terintegrasi untuk memberikan pelayanan kesehatan paripurna kepada masyarakat.

Selain melakukan 4 layanan tersebut, selaras dengan arahan Menkes, MHBD juga fokus pada upaya promotif preventif melalui pemberian edukasi, sosialisasi dan skrining kesehatan yang menyasar kepada semua masyarakat.

Baca Juga: Ada 19 Negara yang Bangun Rumah Sakit Darurat di Turki, Ada Indonesia?

"Rumah sakit kami bukan hanya akan menyembuhkan pasien dan masyarakat, tapi kami berkomitmen untuk itu pula, kami berkomitmen pasien tidak jatuh sakit, dan pembiayaanya tetap terkendali dan terkontrol," ujarnya.

Ia pun berharap bangunan 12 lantai dengan kapasitas 225 bed ini, dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan yang sesuai dengan spesialisasinya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: