Setelah kekayaan tak wajar salah satu pejabat pajak, Rafael Alun Trisambodo, terkuak ke publik, rupanya aliran dana dan transaksi tak lazim yang terjadi di Kementerian Keuangan (Kemenkeu) terus mencuat. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD, mengaku telah menerima informasi pergerakan duit jumbo di Kemenkeu.
”Terbaru malah ada pergerakan mencurigakan sebesar Rp300 triliun di lingkungan Kementerian Keuangan,” urai Mahfud di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, beberapa waktu lalu.
Pergerakan uang mencurigakan itu sebagian besar terdeteksi di dua direktorat. Pertama di DJP dan kedua di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Sebagai Ketua Tim Pengendalian Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU), Mahfud memastikan bahwa laporan itu telah dia teruskan kepada Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani.
”Itu harus dilacak. Dan saya sudah sampaikan kepada Bu Sri Mulyani. PPATK (Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan) juga sudah menyampaikan,” bebernya.
Meski tidak terkait secara langsung dengan Rafael, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu menegaskan bahwa informasi tersebut harus didalami. Hal itu sejalan dengan langkah-langkah yang sudah dilakukan oleh KPK.
Belakangan, lembaga antirasuah itu memang terus mendalami sumber harta dan kekayaan Rafael. Dari klarifikasinya, mereka telah meningkatkan pendalaman tersebut ke level penyelidikan.
Menurut Mahfud, transaksi uang mencurigakan dengan nilai ratusan triliun itu merupakan akumulasi dari 2009--2023. Selama periode tersebut, sedikitnya ada 160 laporan terkait transaksi mencurigakan tersebut.
”Diakumulasi semua melibatkan 460 orang di kementerian itu,” kata Mafhud.
Selama ini, laporan tersebut tidak pernah direspons.
”Kadang kala respons itu muncul sesudah menjadi kasus,” imbuhnya. Salah satu contohnya adalah kasus yang menyeret Rafael. Respons muncul setelah kasus terkuak.
Mahfud menyampaikan bahwa dirinya memaklumi hal itu. Apalagi kurun 2009-2023 sudah beberapa kali menteri di Kemenkeu berganti.
”Saya kira karena kesibukan yang luar biasa sehingga perlu sistem saja menurut saya,” kata dia.
Pejabat asal Madura itu menyampaikan bahwa dirinya sangat menghormati Sri Mulyani lantaran sudah bekerja hebat.
”Saya sangat hormat dan salut pas Bu Sri Mulyani yang begitu hebat untuk membersihkan itu. Ia mengambil tindakan-tindakan cepat,” bebernya.
Karena itu, Mahfud menilai, saat ini yang diperlukan adalah membantu Sri Mulyani.
”Bu Sri Mulyani sedang menyelesaikan itu. Dan kita tidak bisa menyembunyikan apapun kepada masyarakat,” kata dia.
Kalaupun informasi itu tidak disampaikan olehnya, lanjut Mahfud, dia yakin masyarakat akan tahu dari sumber yang lain. Karena itu, dia menekankan agar tidak ada satu pun yang berbohong terkait hal tersebut. ”Kita nggak boleh berbohong,” tegasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Yohanna Valerie Immanuella
Advertisement