PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang terbentang seluas 28,2 hektare (Ha) di kawasan kompleks perumahan pekerja PHR di WK Rokan. Pembangunan PLTS tersebut berkolaborasi dengan PT Pertamina Power Indonesia selaku subholding Pertamina di bidang Energi Baru dan Terbarukan.
Corporate Secretary PHR, Rudi Arifianto, mengatakan, PHR mendukung target pemerintah dalam Paris Agreement untuk mempercepat target transisi dan bauran energi dari Energi Baru dan Terbarukan sebesar 23% pada 2025 dan untuk mencapai net-zero emission pada 2060 dengan jangka menengah 29%--41% pada 2030.
Rudi menilai, lokasi dan kondisi geografis WK Rokan memberikan potensi output daya fotovoltaik yang tinggi untuk instalasi PLTS yang merupakan sumber energi penghasil listrik yang ramah lingkungan.
Baca Juga: Pemerintah Diminta Tak Membatasi untuk Manfaatkan PLTS
"Dengan melimpahnya sumber tenaga surya di Blok Rokan, rasanya tepat bagi PHR untuk membangun PLTS di WK Rokan sebagai bentuk komitmen penggunaan energi ramah lingkungan," ujar Rudi dalam keterangan tertulis yang diterima, Sabtu (11/3/2023).
Rudi mengatakan, PLTS tersebut dibangun di lahan dengan total luas 28,2 Ha dengan jumlah panel sebanyak 64.000 panel yang tersebar di 3 titik WK Rokan, yakni di kompleks perumahan pekerja di Rumbai, Duri, dan Dumai.
"Metode yang digunakan adalah energi surya yang ada di WK Rokan dikumpulkan oleh PLTS yang dibangun dengan tipe ground mounted dan rooftop. Selanjutnya, energi yang ditangkap kemudian diubah melalui inverter sehingga energi listriknya dapat dimanfaatkan di WK Rokan,” ujarnya.
Baca Juga: Apamsi: Pemerintah Belum Tegas tentang Kebijakan PLTS
Lanjutnya, PHR juga telah melakukan studi terkait implementasi PLTS di WK Rokan termasuk studi pemilihan lokasi dan studi terkait dampak penetrasi PLTS terhadap kestabilan sistem kelistrikan WK Rokan serta benefit analysis yang telah dilakukan dan disimpulkan tidak mengganggu sistem kelistrikan di WK Rokan.
Menurutnya, dengan kapasitas produksi yang akan dihasilkan PLTS tersebut yakni 25 MWp, potensi efisiensinya bisa mencapai US$4,3 juta per tahun.
Bukan hanya itu, Rudi mengatakan bahwa PLTS tersebut menghasilkan energi sebesar 32,42 GWh per tahun. Saat ini, PLTS tersebut masih dalam tahap penyelesaian pembangunan dan direncanakan bisa digunakan pada tahun ini.
Baca Juga: IESR Usulkan Hasil Perdagangan Karbon untuk Akselerasi Instasi PLTS Atap
"PLTS yang kita bangun ini juga berdampak pada pengurangan emisi CO2 sebanyak 23.000 ton per tahun dan pengurangan pajak karbon sebesar US$48,261 per tahun yang tentu ini berdampak pada dunia," ucapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Yohanna Valerie Immanuella
Advertisement