Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pakar Blak-blakan Wacana Larang Bule di Bali Sewa Motor: Jangan Malah Munculkan Citra Negatif dari Negara Lain

Pakar Blak-blakan Wacana Larang Bule di Bali Sewa Motor: Jangan Malah Munculkan Citra Negatif dari Negara Lain Kredit Foto: Instagram/moscow_cabang_bali
Warta Ekonomi, Denpasar -

Pakar pariwisata dari Universitas Udayana, Bali, Nyoman Sukma Arida, menilai pemprov harus memikirkan dampak panjang kalau peraturan Gubernur Bali tentang pelarangan sewa motor untuk turis asing itu disahkan.

Utamanya terhadap posisi Indonesia dalam hubungan geopolitik.

Baca Juga: Bule di Bali Gak Terima Disetop Lalu Bentak Polisi, Netizen: Saya Ditilang di Thailand, Kunci Diambil Suruh Jalan Kaki

Jangan sampai, kata dia, kebijakan itu justru menimbulkan citra negatif di mata negara-negara lain.

"Takutnya kan ketika ada pelanggaran-pelanggaran yang kita sendiri tidak bisa tangani dan ambil kebijakan ekstrem, muncul perspektif negatif dari negara lain yang menjadi sasaran utama menarik pariwisata," jelasnya, seperti dikutip dari BBC Indonesia.

Soal melarang pelancong menyewa sepeda motor setelah maraknya pemberitaan di media sosial, menurut dia, tidak tepat.

Banyaknya kasus turis asing ugal-ugalan di jalan raya, tidak pakai helm, dan kebut-kebutan, menurut dia, tak lepas dari ketidaktegasan aparat menegakkan aturan lalu lintas.

Sepanjang pengamatannya, para pelancong itu selama ini dibiarkan bebas melanggar aturan tanpa ada tindakan.

"Di Ngurah Rai, mereka bebas saja naik motor, tidak pakai helm, didiamkan. Kami juga bertanya-tanya sebagai warga lokal, kalau kita sendiri pasti dikejar dan ditilang," ujarnya.

"Jadi ada ketidaktegasan dalam aturan, lemah pada penegakan hukum," tegas Sukma Arida.

Ketimbang melarang, kata Sukma Arida, pemprov disarankan memperbaiki sistem penyewaan kendaraan. Mulai dari memastikan pelancong tersebut memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) yang berlaku, memberikan uang jaminan, dan memastikan ada tindakan tegas kalau melanggar di jalanan.

Sebab tidak semua pelancong berkelakuan buruk.

Itu mengapa ia tak setuju kalau sampai pemerintah mencabut visa on arrival turis Rusia dan Ukraina yang hendak datang ke Bali.

"Ibarat mau menangkap tikus, lumbungnya yang dibakar. Tidak semuanya berperilaku di luar kelaziman turis. Memang ada, cuma kan karena kelalaian kita memberi edukasi, sosialisasi, tindakan tegas akhirnya jadi menular," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: