Bule di Bali Ngerasa Kebijakan Larangan Sepeda Motor Gegara Warga Lokal: Mereka Gak Kasih Contoh Baik Berkendara
Setelah serentetan wisatawan mancanegara (wisman) yang berperilaku buruk dengan sepeda motor hingga sederet kecelakaan lalu lintas dalam beberapa bulan, Bali akhirnya mengambil langkah tegas.
Gubernur Bali Wayan Koster mengusulkan untuk menerapkan larangan untuk para bule agar tidak dapat menyewa dan mengendarai sepeda motor.
Koster mengatakan pada sebuah konferensi pers bahwa orang asing harus menjauhi sepeda motor "untuk memastikan pariwisata yang berkualitas dan bermartabat."
Bloomberg melaporkan bahwa "Koster telah meminta dukungan kementerian hukum untuk mengizinkan Bali mencabut visa jika ada turis asing yang kedapatan mengendarai sepeda motor, atau jika mereka kedapatan melakukan pelanggaran lain seperti bekerja secara ilegal atau menyalahgunakan izin tinggal."
Berita ini telah mengirimkan gelombang kejut di media sosial, dengan beberapa turis yang marah karena mereka tidak lagi bisa mendapatkan luka bakar knalpot dan ruam di jalan raya.
Di Twitter, seperti dikutip Escape, seorang pengguna menulis: "Saya mengunjungi Bali setiap tahun, tetapi jika skuter dilarang, saya pasti tidak akan kembali lagi."
Yang lainnya menulis hal-hal seperti: "Bayangkan jika kita melarang orang-orang tertentu dari moda transportasi utama" dan "peningkatan pendapatan."
Namun, ada juga yang menyalahkan penduduk setempat karena memberikan contoh yang buruk.
Ada yang menulis: "Tidak bisa bicara untuk Bali, tapi di sini saya kira di Jakarta >60% tidak memakai helm. Hal ini memberikan kesan bahwa semuanya baik-baik saja."
Yang lain berkata: "Sejujurnya, penduduk setempat perlu memberikan contoh yang baik. Banyak orang lokal yang masih mengendarai sepeda motor tanpa memakai helm."
Bukan hanya mereka yang marah atas tindakan tersebut. Banyak orang yang memuji usulan Gubernur, dengan berbagai komentar seperti "sudah waktunya", "mereka (para turis)sombong" bergulir.
Yang lain men-tweet: "Turis asing yang mengendarai sepeda motor adalah ancaman di jalanan, terutama turis Barat (yang) kurang memiliki nuansa, kewaspadaan & kesadaran dalam berkendara dan melintasi jalanan yang padat. Tidak bisa menguasai seni berzig-zag dan menangani sepeda motor dan itu adalah pengalaman keterampilan hidup."
Perlu dicatat bahwa, pada tahap ini, larangan tersebut belum diberlakukan. Ini lebih merupakan usulan peraturan yang dibicarakan oleh Gubernur dalam sebuah konferensi pers.
Seorang pemilik bisnis penyewaan sepeda motor di Denpasar mengatakan kepada media lokal Coconuts bahwa larangan yang diusulkan tersebut akan merugikan bisnis penyewaan.
Mereka juga mengatakan bahwa memaksa turis asing untuk menyewa mobil akan menyebabkan lebih banyak lagi kemacetan di jalan.
"Jika masalahnya adalah turis yang tidak bisa diatur dengan sepeda motor, maka solusinya adalah memperketat persyaratan bagi mereka untuk menyewa dan menerapkannya secara seragam," katanya kepada Coconuts.
"Selain itu, harus ada pos pemeriksaan rutin dan penegakan hukum yang kuat terhadap pelanggar lalu lintas, baik asing maupun lokal," tegasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait:
Advertisement