Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nasdem-PKS-Demokrat Tak Mau Ngalah, Anies Terancam Gigit Jari Gagal Jadi Capres

Nasdem-PKS-Demokrat Tak Mau Ngalah, Anies Terancam Gigit Jari Gagal Jadi Capres Kredit Foto: Twitter/Anies Baswedan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengamat politik dari Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menyebut mampetnya Koalisi Perubahan yang dibentengi oleh Nasdem, PKS dan Partai Demokrat untuk menyepakati calon wakil presiden (cawapres) pendamping Anies Baswedan karena berkaitan dengan keuntungan elektoral ke tiga partai tersebut.

Di satu sisi, Nasdem dengan gerak cepat mendeklarasikan pencapresan Anies saat ini jadi partai yang paling diuntungkan, karena nantinya akan mendapat limpahan suara dari PKS dan Partai Demokrat.

Sementara bagi PKS dan Demokrat justru dirugikan atas manuver yang dilakukan oleh Surya Paloh tersebut.

Untuk itu, Adi ragu, kalau Koalisi Perubahan akan solid hingga nanti secara resmi mendaftarkan capres/cawapres ke KPU.

"Siapa yang bisa menjamin koalisi ini akan solid sampai pendaftaran ke KPU? Kalau melihat kecenderungannya Demokrat tetap mematok AHY harga mati untuk mendampingi Anies?," kata Adi Prayitno dikutip dari Zulfan Lindan Unpacking Indonesia.

Dosen UIN Jakarta itu menambahkan, AHY tahu kalau tanpa Demokrat, Anies tidak akan mungkin bisa maju sebagai capres. Untuk itu, Demokrat berusaha mengunci Anies lewat barter politik AHY sebagai cawapres.

"Kalau AHY tidak diambil Anies sebagai pendamping, sangat mungkin Demokrat balik badan. Tapi pada saat yang sama, kalau AHY jadi cawapres Anies, Anies, Nasdem dan PKS tahu kalau AHY itu tidak bisa memberikan insentif politik elektoral yang selama ini menjadi kelemahan Anies, terutama di basis-basis Nahdliyin. AHY tidak bisa memberikan tambahan suara NU dan teritori, AHY tak bisa menambah suara di Jawa Timur dan Jawa Tengah," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: