Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekonom Tak Setuju 4 Jenis Angkutan Barang Ini Dilarang Beroperasi saat Lebaran 2023

Ekonom Tak Setuju 4 Jenis Angkutan Barang Ini Dilarang Beroperasi saat Lebaran 2023 Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ekonom for Institute Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad, tidak setuju adanya pelarangan terhadap 4 jenis angkutan barang, yaitu barang ekspor dan impor, air minum dalam kemasan, ternak, serta hantaran pos dan uang saat dan pasca-Lebaran 2023 ini. Menurutnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) harus bisa memberikan penjelasan terkait dilakukan pelarangan tersebut.

"Harus ada pembahasannya kenapa keempat angkutan barang ini dilarang dari yang sebelum-sebelumnya masuk dalam daftar pengecualian pelarangan. Ini kan menjadi pertanyaan bagi mereka," ujarnya, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (16/3/2023).

Baca Juga: Kurangi Kemacetan, Kemenhub Dorong Percepatan Integrasi Moda Transportasi di Indonesia

Dia juga mempertanyakan apakah Kemenhub sudah melakukan kajian terhadap volume dari keempat jenis angkutan barang tersebut sehingga sangat mengganggu aktivitas para pemudik di jalan. "Menurut saya, jika dilihat dari volumenya sih mungkin tidak terlampau besar ya," tuturnya.

Dia juga mengutarakan bahwa barang-barang seperti ternak dan air minum dalam kemasan (AMDK) merupakan barang yang sangat strategis yang dibutuhkan saat momen Lebaran. "Menjelang Lebaran kan kebutuhan ternak seperti sapi itu sangat besar. Kalau angkutannya dilarang, otomatis barangnya akan susah didapat dan kalaupun ada harganya akan menjadi sangat mahal karena suplainya berkurang dan meningkatkan inflasi. Apalagi taste-nya orang Indonesia kan bukan daging beku tapi daging hidup atau daging segar," ungkapnya.

Begitu juga dengan AMDK. Menurut Direktur Eksekutif INDEF ini, AMDK merupakan barang yang sangat dibutuhkan masyarakat. Jadi, angkutan air minum itu tidak bisa dilarang apalagi dalam momen-momen Lebaran.

"Bisa dibayangkan apa akibatnya jika air minum untuk DKI Jakarta yang dipasok dari Sukabumi tiba-tiba tidak bergerak distribusinya. Bisa dipastikan akan terjadi kesulitan air minum di sana karena masyarakat juga nggak punya cadangan karena tidak adanya tempat penyimpanan untuk seminggu atau dua minggu," tukasnya.

Selain itu, menurutnya, pelarangan distribusi keempat jenis angkutan barang itu juga akan dimanfaatkan oleh oknum-oknum untuk menyetok barang. "Akibatnya mereka akan seenaknya untuk menaikkan harga barangnya karena melihat masyarakat pasti akan membelinya," ucapnya.

Jadi, kata Tauhid, komoditas strategis seperti air minum dan ternak ini tidak boleh dilarang dan pendistribusiannya harus lancar. "Sebab saya pernah ngalamin nggak ada air minum selama Lebaran karena pasokan berkurang. Saat itu air minum sangat susah untuk didapat di warung-warung," tuturnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Advertisement

Bagikan Artikel: