Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI Sebut Kolapsnya Tiga Bank di AS Bisa Bikin Nilai Tukar Rupiah Tertekan

BI Sebut Kolapsnya Tiga Bank di AS Bisa Bikin Nilai Tukar Rupiah Tertekan Kredit Foto: Antara
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Indonesia (BI) memprakirakan pertumbuhan ekonomi global pada 2023 lebih baik dari proyeksi sebelumnya yakni dapat mencapai 2,6%, sejalan dengan dampak positif pembukaan ekonomi Tiongkok dan penurunan disrupsi suplai global. Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan Eropa lebih baik dari proyeksi sebelumnya dan diikuti oleh risiko resesi yang menurun.

"Perbaikan prospek ekonomi global tersebut diprakirakan menaikkan harga komoditas non-energi, di tengah harga minyak yang menurun akibat berkurangnya disrupsi suplai," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta, Kamis (16/3/2023). Baca Juga: Inflasi Diprediksi Terus Turun, BI Kembali Tahan Suku Bunga Acuan BI7DRR di Level 5,75%

Kendati demikian, sambung Perry, perkembangan positif ekonomi global tersebut serta ekspektasi kenaikan upah karena keketatan pasar tenaga kerja di AS dan Eropa mengakibatkan proses penurunan inflasi global berjalan lebih lambat, sehingga mendorong kebijakan moneter ketat negara maju berlangsung lebih lama sepanjang 2023.

"Pengetatan kebijakan moneter dimaksud, ditambah munculnya kasus penutupan tiga bank di AS yang meningkatkan ketidakpastian pasar keuangan global yang kemudian menahan aliran modal ke negara berkembang dan meningkatkan tekanan nilai tukar di berbagai negara," terang Perry.

Sebagaimana diketahui, Silicon Valey Bank (SVB) merupakan salah satu bank terbesar di Amerika Serikat yang tutup pada pekan lalu. Di mana SVB merupakan bank yang memiliki fokus pada pembiayaan startup dan teknologi. Baca Juga: Silicon Valley Bank Kolaps, Ini Alasan Dunia Jadi Ketar-ketir

Selain SVB, Silvergate Bank dan Signature Bank yang juga ditutup dan diambil alih pemerintah AS menyusul neraca keuangan memburuk dan tidak mampu memenuhi penarikan besar-besaran dari para deposan

"BI terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah guna memitigasi ketidakpastian pasar keuangan global, termasuk dampak rambatan penutupan bank di AS terhadap pasar keuangan domestik dan nilai tukar Rupiah," tutur Perry.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: