Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cak Imin Ungkap Alasannya Pede Banget Maju Pilpres 2024, Singgung Dosa dan Haram: Silakan Bongkar Dada Saya!

Cak Imin Ungkap Alasannya Pede Banget Maju Pilpres 2024, Singgung Dosa dan Haram: Silakan Bongkar Dada Saya! Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kepercayaan diri Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin untuk mantap maju di Pilpres 2024 salah satunya dipicu hasil Muktamar PKB di Bali pada 2019 yang telah memberi mandat kepada dirinya untuk maju sebagai capres.

"Saya ditanya wartawan kok Pak Muhaimin pede banget nyapres? Saya jawab, dosa dan haram kalau saya nggak percaya diri maju pada Pilpres 2024," kata Cak Imin dalam pidato saat Rapat Koordinasi Caleg PKB se-Kalimantan Selatan di Kota Tanahbumbu, Rabu (15/3/2023).

Baca Juga: Urung Deklarasi sebelum Ramadan, Cak Imin Singgung Capres Koalisi Perubahan: Apakah Jadi Maju?

Cak Imin menyampaikan sejumlah alasan yang membuat dirinya percata diri maju sebagai capres. Alasan pertama ialah lantaran PKB sebagai parpol yang didirikan oleh para ulama

Nahdlatul Ulama (NU) memiliki ideologi, cita-cita, gagasan, teori, ajaran serta doktrin yang lengkap. Mulai dari tata cara kerja bagaimana membangun dan menata umat, hingga menata bangsa.

"Panji-panji, dasar ahlussunnah, doktrin, ajaran, teori di Nahdlatul Ulama itu lengkap. Tidak hanya teori, tapi lengkap dengan praktiknya," kata Imin.

Baca Juga: PKB Rela Nomor Dua di KIR, Cak Imin: Prabowo Paling Mungkin Kami Usung

Alasan kedua, yakni modal sejarah PKB sebagai parpol pewaris tunggal agenda dan perjuangan politik NU.

"PKB sebagai pewaris tunggal agenda politik Nahdlatul Ulama. Boleh ada satu dua partai yang mengaku NU, bahkan PAN. Silakan mengaku, tapi pewaris sah mandat politik NU hanyalah PKB. Silakan bongkar dada saya, bongkar sejarah, PKB lah perwaris sejarah politik dan perjuangan NU sejak sebelum kemerdekaan, era Soekarno, Soeharto sampai reformasi. Silakan dibaca sejarahnya, kesimpulannya hanya satu, PKB," tutur Imin.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: