IFSOC Beberkan Hikmah Tech Winter dan Keruntuhan SVB Bagi Indonesia
Adapun terkait dengan fenomena tech winter yang sedang berlangsung, Steering Committe IFSOC Tirta Segara berpendapat bahwa kenaikan suku bunga (kebijakan moneter ketat) di negara-negara maju karena inflasi yang tinggi secara langsung telah berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan startup termasuk fintech dalam mendapatkan pendanaan murah.
Fenomena ini, ditambah dengan semakin menurunnya nilai aset likuid bank yang disinyalir berkaitan dengan kejatuhan SVB. Berdasarkan hasil observasi IFSOC, nilai pendanaan startup fintech meningkat namun dengan jumlah penerima pendanaan yang menurun selama tahun 2022.
Tirta berpendapat startup fintech telah memasuki babak baru di mana investor saat ini lebih selektif dalam memberikan pendanaan dengan lebih berfokus pada profitabilitas dibandingkan growth. Menurut Tirta, kondisi ini perlu direspon dengan membangun ekosistem dan model bisnis fintech yang juga lebih fokus pada bottom line ketimbang volume dan growtg semata seperti pada masa-masa sebelumnya. Hal ini akan mendorong iklim startup fintech lebih sehat dan going concern.
"Sebagaimana yang pernah kami sampaikan sebelumnya dalam catatan akhir tahun 2022 bulan Desember tahun lalu, penyesuaian terhadpa model bisnis yang commercially viable sangat diperlukan. Hal ini akan berperan membentuk ekosistem keuangan digital yang kuat dan berkelanjuta," pungkas Tirta.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait:
Advertisement