Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemerhati Budaya Jelaskan Musik Rhoma Irama Tak Hanya Dipengaruhi oleh Deep Purple Saja

Pemerhati Budaya Jelaskan Musik Rhoma Irama Tak Hanya Dipengaruhi oleh Deep Purple Saja Kredit Foto: Ist

Lagu Awara Hoon yang dinyanyikan oleh Mukesh diadaptasi oleh OM Awara dan dinyanyikan ulang oleh Ida Laila dengan judul “Demi Cinta”, lagu “Aane Se Uske Aaye Bahar” yang semula dinyanyikan oleh Mohammed Rafi kemudian diadaptasi oleh Oma Irama menjadi lagu “Gulali” (1995). Fenomena adaptasi lagu yang dilakukan oleh Orkes Melayu Indonesia ini tentu menjadi bagian dari kuatnya arus budaya yang terjadi pada kurun waktu 50 tahun hingga awal tahun 2000-an. 

Beberapa Orkes Melayu (OM) yang turut meramaikan dunia industri musik di Indonesia adalah OM Purnama, group El Sitara, OM Sinar Kemala pimpinan A. Kadir, OM Pancaran Muda pimpinan Zakaria, OM Chandraleka pimpinan Umar Alattas, OM Kenangan pimpinan Husein Aidid, OM Sinar Medan pimpinan Fauzi Aseran, OM Bukit Siguntang pimpinan Abdul Chalik, OM Irama Agung pimpinan Said Effendi, Orkes Gumarang pimpinan Asbon, dan masih banyak lagi. Sedangkan penyanyi yang terkenal saat itu adalah Ellya Agus, Ida Laila, A. Rafiq, Mashabi, Munif Bahaswan, dll. 

Pada fase tahun 60-an hingga awal 70-an, jenis musik yang dibawakan oleh  Oma Irama (nama beken sebelum menjadi Rhoma Irama) cenderung bernuansa melayu dan pada saat itu Oma Irama masih tergabung dalam Orkes Melayu Purnama. Beberapa lagu saaat itu antara lain; “Renungan Budi”, “Patjar yang baroe”,”Ajah Kawin Lagi”, “Nona Manis”, dst.

Kemudian, Dangdut mulai dipopulerkan pada tahun 1970-an. Beberapa musisi yang berperan dalam penyebaran musik Dangdut di Indonesia pada masa itu adalah Rhoma Irama, Elvi Sukaesih, dan Mansur S. yang kala itu mendapat julukan raja, ratu, dan pangeran dangdut.   

Pada tahun 1975, Rhoma Irama dengan grup baru yang bernama OM Soneta membuat lagu yang berjudul “Begadang” yang nuansa musiknya sangat kental kita rasakan hingga saat ini,  yakni nuansa perpaduan musik melayu dengan musik rock yang kemudian melahirkan sebuah tipe musik gaya baru dengan nama dangdut (Kamal, 2013).

Dari sejarah perkembangannya, dapat disimpulkan bagaimana dangdut merupakan jenis genre musik modern yang muncul dari proses akulturasi, yakni perpaduan antara jenis musik India, Timur Tengah, dan Barat (Wallach 2008 & David 2008).

Sebelum dikenal oleh masyarakat luas dengan nama “dangdut,” musik yang berakar kuat dari musik Melayu ini mengalami transformasi dan—oleh beberapa peneliti—disebut telah dimodernisasi oleh Rhoma Irama. Melalui kelompok musiknya yang bernama OM Soneta, Rhoma Irama memasukkan instrumen khas dalam setiap performanya yakni instrument gitar rock. 

Masuknya gitar rock seperti yang dipopulerkan oleh Soneta terinspirasi dari kelompok musik rock Deep Purple yang berasal dari Inggris. Akan tetapi, meskipun sudah mengalami modernisasi, ciri utama musik dangdut bukanlah dari gitar rock-nya, tetapi dari alat musik gendang dan suling.

Gendang merupakan alat musik yang sudah dimodifikasi dari bentuk sebelumnya yang bernama tabla dari India, sedangkan suling adalah alat musik yang berasal dari Jawa Barat yang terbuat dari bambu yang sudah dimodifikasi dari bentuk asalnya yang sebelumnya dikenal dengan nama “bangsing”.

Instrumen musik Melayu sebelumnya terdiri dari gendang ronggeng dan tamborin, namun setelah bergeser menjadi dangdut, instrumen tersebut kini sudah ditambahkan dengan instrumen musik Barat seperti drum, akordion, biola, piano, organ elektrik dan gitar elektrik. (Wallach, 2008)

Nah, kejadian viral kemarin (Jumat/10/03/2023) saat Soneta menjadi grup musik pembuka konser Deep Purple di Solo, tentu bisa dikaitkan dengan sejarah yang sangat panjang. Dahulu, hak cipta tidak secanggih dan seketat sekarang ini.

Arus budaya yang begitu kuat menjadi faktor bagaimana musik menjadi blended dan membentuk genre-genre musik baru seperti ragam musik yang kita dengar pada saat ini. Lahirnya Dangdut terinspirasi dari ragam jenis musik India, Timur Tengah, dan Barat.

Namun tentu sangat disayangkan jika kemarin kru Deep Purple sempat memprotes Rhoma Irama ketika membawakan lagu “Nafsu Serakah” yang intronya memang terinspirasi dari “Smoke on the water” nya Deep Purple.

Harusnya Deep Purple bangga bahwa sebenarnya mereka adalah inspirasi Sang Raja Dangdut Rhoma Irama dan cita rasa instrumen gitar rock nya turut berkontribusi atas warna musik dangdut yang sudah didengarkan oleh Milyaran pendengar dari masa ke masa. 

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: