Susilo Dwi Hatmanto, Ketua Badan Pengawas Periklanan Perusahaan Periklanan Indonesia (BPP-P3I) yang juga sebagai penyaji, lebih menyoroti masalah etika dalam beriklan. Menurutnya, dalam etika iklan itu ada yang namanya asas, di mana iklan dan pelaku periklanan itu harus bersikap jujur, benar dan bertanggung jawab.
"Iklan produk itu seharusnya jujur, benar, dan bertanggung jawab. Jangan sampai dimain-mainkan atau ada yang disembunyikan," tukasnya.
Baca Juga: Ada Gaduh Perang Galon di Balik Isu BPA
Dia mencontohkan iklan produk yang melanggar etika seperti pemuatan artikel yang ditayangkan di sebuah media online baru-baru ini. Saat pertama ditayangkan, artikel tersebut berlaku jujur dengan menyebutkan bahwa artikelnya merupakan kerja sama dengan pengiklan.
"Namun, anehnya, tiba-tiba tulisan kerja sama dengan pengiklan tersebut kemudian dicabut secara diam-diam. Ini jelas sangat melanggar etika periklanan," katanya.
Dia menyampaikan bahwa iklan itu juga tidak bisa disembunyikan atau disamarkan. Artinya, tulisan itu harus secara jelas mengidentifikasikan itu adalah iklan. "Iklan itu juga tidak boleh mendiskreditkan produk pesaing seperti mengeklaim free BPA padahal kemasannya tidak mengandung BPA. Ini kan jelas-jelas menjatuhkan produk-produk yang mengandung kemasan ber-BPA," ucapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait:
Advertisement