Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dua 'Teman Baik' Bicarakan Ukraina, Amerika Sewot Nih

Dua 'Teman Baik' Bicarakan Ukraina, Amerika Sewot Nih Kredit Foto: Reuters/Sputnik/Sergei Karpukhin
Warta Ekonomi, Moskow -

Presiden China Xi Jinping tiba di Moskow pada hari Senin (20/3/2023) untuk kunjungan pertamanya sejak invasi Rusia ke Ukraina dimulai.

Kunjungan kenegaraan selama tiga hari ini merupakan pertunjukan solidaritas besar dengan Rusia dari mitra global terpentingnya. Kunjungan ini dilakukan di tengah-tengah peringatan dari Washington bahwa Xi mungkin akan mendukung upaya perang Rusia secara lebih langsung dengan menyediakan senjata sebuah klaim yang dibantah oleh China.

Baca Juga: Amerika Respons Santai Kunjungan Xi Jinping ke Rusia: Jangan Mau Ditipu Rezim Vladimir Putin

Kedua pemimpin saling menyapa satu sama lain sebagai "teman baik" sebelum mengadakan diskusi, termasuk mengenai Ukraina, dan makan malam bersama dalam sebuah perjamuan kenegaraan, sebuah acara dengan tujuh hidangan yang menampilkan burung puyuh blini, salmon Siberia, daging rusa dalam saus ceri, dan anggur dari pesisir Laut Hitam Rusia, menurut menu yang dibagikan di Twitter oleh beberapa wartawan.

Pada Senin (20/3/2023) pagi, Xi dan Vladimir Putin juga menerbitkan artikel di media pemerintah masing-masing.

Xi menyerukan kerja sama dengan Rusia untuk menghadapi tindakan hegemoni, dominasi, dan penindasan yang merusak.

Sementara itu, Putin berterima kasih kepada Xi atas usulannya untuk menjadi penengah di Ukraina, dan karena telah memahami penyebab sebenarnya dari konflik tersebut.

Sejauh ini, China belum menyediakan senjata atau secara terbuka melanggar sanksi Barat yang diberlakukan atas invasi Rusia ke Ukraina.

Namun, China telah membantu melindungi Rusia dari upaya Barat untuk mengisolasinya, secara signifikan meningkatkan impor minyak Rusia, dan menjadi sumber yang lebih penting bagi Rusia untuk mendapatkan input penting seperti microchip.

Meskipun Beijing mengklaim sebagai penengah yang netral dan mempresentasikan rencana perdamaiannya sendiri bulan lalu, para pejabat dan media pemerintah telah menggemakan argumen Putin bahwa NATO-lah yang harus disalahkan. Beberapa sentimen pro-Ukraina telah dihapus dari internet.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: