Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Merinding, Kecanggihan Teknologi Malah Dipakai India Mata-matai Rakyatnya

Merinding, Kecanggihan Teknologi Malah Dipakai India Mata-matai Rakyatnya Kredit Foto: Reuters/Dado Ruvic
Warta Ekonomi, New Delhi -

Khadeer Khan ditangkap di kota Hyderabad di India selatan pada Januari. Penahanan dilakukan setelah polisi mengklaim telah mengidentifikasinya melalui rekaman CCTV sebagai tersangka dalam insiden penjambretan berantai.

Khan akhirnya dibebaskan beberapa hari kemudian. Namun dia meninggal saat dirawat karena luka yang diduga didapat saat dalam tahanan.

Baca Juga: Raksasa Pertahanan India-Rusia Incar Kesepakatan Rudal 200 Juta Dolar dengan Indonesia

Polisi mengatakan, Khan ditangkap karena dia terlihat seperti pria yang terlihat di rekaman CCTV. “Ketika dikesampingkan bahwa Khadeer bukanlah pelaku kejahatan, dia dibebaskan. Semua berjalan sesuai prosedur,” kata Wakil Inspektur Kepolisian K Saidulu.

Tapi aktivis hak asasi manusia (HAM) mengatakan, pria berusia 36 tahun itu jelas salah diidentifikasi. Risiko ini meningkat dengan meluasnya penggunaan CCTV di negara bagian Telangana, yang memiliki konsentrasi teknologi pengawasan tertinggi di negara itu.

"Kami telah memperingatkan selama bertahun-tahun bahwa CCTV dan teknologi pengenalan wajah dapat disalahgunakan untuk pelecehan, dan mereka dapat salah mengidentifikasi orang,” kata aktivis HAM SQ Masood.

Masood mengajukan gugatan pada 2021 tentang penggunaan teknologi pengenalan wajah di Telangana yang masih berlangsung. “Kasus ini mengungkap betapa berbahayanya hal itu,” katanya.

Penggunaan CCTV dan pengenalan wajah meningkat di sekolah, bandara, stasiun kereta api, penjara, dan jalan-jalan seluruh India. Pihak berwenang meluncurkan sistem nasional untuk mengekang kejahatan dan mengidentifikasi anak-anak yang hilang.

Fitur itu bukan satu-satunya bentuk pengawasan di negara ini. Identitas nasional biometrik Aadhaar, dengan sekitar 1,3 miliar identitas yang diterbitkan, terkait dengan lusinan database termasuk rekening bank, STNK, kartu SIM, dan daftar pemilih.

Sementara Jaringan Intelijen Nasional bertujuan untuk menghubungkan hampir dua lusin database lembaga pemerintah untuk profil warga negara.

Srinivas Kodali di Free Software Movement of India melihat tujuan Aadhaar adalah untuk melacak semua orang dari lahir sampai mati.

"Apa pun yang terkait dengan Aadhaar pada akhirnya berakhir dengan kementerian dalam negeri, dan lembaga kepolisian dan pengawasan, sehingga perbedaan pendapat terhadap pemerintah menjadi sangat sulit,” ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: