Sederet Bukti 'Persahabatan Tanpa Batas' Xi Jinping dan Putin buat, Ekonomi Rusia-China Melejit!
Presiden China Xi Jinping bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam sebuah kunjungan tiga hari yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan Beijing-Moskow dan mengukuhkan status China sebagai perantara kekuatan global.
Setelah membantu mengatur detente antara Arab Saudi dan Iran awal bulan ini, Xi menggunakan kunjungan ini untuk mempromosikan rencana perdamaian 12 poin untuk menyelesaikan perang di Ukraina yakni sebuah proposal yang menurut Putin "dengan penuh rasa hormat".
Baca Juga: Amerika Respons Santai Kunjungan Xi Jinping ke Rusia: Jangan Mau Ditipu Rezim Vladimir Putin
Namun, dengan rencana perdamaian Xi yang mendapat tanggapan hangat di Kiev dan Washington, pemimpin China ini kemungkinan besar akan berhasil menopang kerja sama ekonomi dengan Putin, yang semakin dalam di tengah meningkatnya isolasi Moskow.
"Lawatan Xi ke Rusia terutama tentang menjaga hubungan China-Rusia yang lebih dekat di era pasca-pandemi ketika kedua negara mengalami masa-masa sulit," kata Edward Chan, seorang peneliti pascadoktoral di Australian Centre on China in the World, kepada Al Jazeera.
"Cukup beralasan untuk berharap bahwa China dan Rusia akan memiliki ikatan yang lebih erat secara ekonomi dan diplomatik," tambah Chan.
Berikut adalah area-area ekonomi utama yang kemungkinan akan menjadi fokus Xi dan Putin untuk kerja sama yang lebih besar.
Energi Rusia
China telah muncul sebagai pembeli utama minyak dan gas Rusia yang didiskon tajam karena pembeli Barat telah melarang impor energi.
Rusia adalah pemasok minyak terbesar China pada Januari dan Februari dengan 1,94 juta barel per hari, naik dari 1,57 juta pada tahun 2022, menurut data bea cukai China. Ekspor minyak mentah Rusia ke China juga meningkat, tumbuh 8 persen pada tahun 2022 menjadi 1,72 juta barel per hari.
Impor gas pipa dan gas alam cair Rusia oleh China tahun lalu melonjak 2,6 kali lipat dan 2,4 kali lipat, masing-masing menjadi 3,98 miliar dolar AS dan 6,75 miliar dolar AS.
Sementara itu, impor batu bara Rusia oleh China melonjak 20% menjadi 68,06 juta ton.
Lonjakan penjualan energi telah memberikan ekonomi Rusia, yang menyusut 2,1 persen lebih kecil dari yang diperkirakan tahun lalu, sebuah penyelamat yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi sanksi.
Selain China, pembeli utama energi Rusia lainnya termasuk India dan Turki, yang telah mengambil keuntungan dari pembatasan harga minyak Rusia untuk mengakses energi yang lebih murah. Para analis memperkirakan penjualan akan terus meningkat karena perang di Ukraina tidak menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait:
Advertisement