Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rayu Yunani Jadi Mitra Bisnis, Pemerintah Unjuk Gigi Kekuatan Ekonomi Indonesia

Rayu Yunani Jadi Mitra Bisnis, Pemerintah Unjuk Gigi Kekuatan Ekonomi Indonesia Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah Indonesia diwakili oleh Duta Besar (Dubes) RI Athena, Bebeb A.K. Nugraha Djundjunan, menggali potensi bisnis antara Indonesia-Yunani dengan meresmikan Indonesian-Hellenic Business Forum (IHBF).

Bebeb menjelaskan IHBF merupakan platform khusus bagi pebisnis Indonesia dan Yunani, dan beragam kalangan lainnya, untuk saling berkomunikasi, bertukar pengalaman, lesson-learned, dan berkolaborasi bagi peningkatan hubungan dagang, investasi, pariwisata, bisnis, dan ekonomi kedua negara.

Baca Juga: Cegah Masyarakat Terkena Investasi Bodong, Agrodana Futures Beri Literasi Tentang Industri Perdagangan Berjangka Komoditi

"IHBF diharapkan dapat beroperasi secara mandiri dan/atau memfasilitasi fungsi Kamar Dagang dan Industri Indonesia-Yunani di masa mendatang," tutur Bebeb, dikutip dari keterangan resmi, Jumat (24/3/2023).

Dalam kesempatan itu, Bebeb merayu Yunani dengan memaparkan sejumlah peluang pengembangan bisnis Indonesia-Yunani, dengan mempertimbangkan lokasi strategis dan kesamaan karakteristik kedua negara sebagai negara maritim serta nilai perdagangan kedua negara yang terus berkembang selama kurun waktu 5 tahun terakhir. 

"Pada 2022, nilai total perdagangan RI-Yunani tercatat sebesar USD421,5 Juta atau meningkat 33,72% ketimbang nilai total perdagangan 2019 (pra-pandemi Covid-19) sebesar USD315,2 Juta," ungkapnya.

Bebeb melanjutkan, dengan jumlah penduduk lebih dari 270 juta orang, Indonesia merupakan pasar potensial bagi Yunani. Demikian pula, Yunani merupakan potential hub bagi akses pasar produk Indonesia, khususnya ke kawasan Balkan, Mediterania Timur, dan Eropa Selatan. 

Tak sampai di situ, Bebeb juga menekankan besarnya peluang ekspor komoditas unggulan Indonesia ke Yunani, seperti minyak kelapa sawit, kertas dan tisu, sparepart kendaraan bermotor, serta batu bara.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Ayodhia G L Kalake, menyatakan perekonomian Indonesia telah tumbuh positif hingga 5,31% pada 2022. Tercatat pula kenaikan nilai FDI di Indonesia sebesar 47% di periode yang sama. 

Baca Juga: PM Yunani Pascagempa: Ini Kesempatan 'Berbaikan' dengan Turki

Turut menambahkan juga, Anggota Independen dari Dewan Pengawas INA (Indonesia Investment Authority) Darwin Cyril Noerhadi yang memberikan pemetaan rinci terkait sektor prioritas investasi di Indonesia, di antaranya sektor infrastruktur dan logistik (jalan tol, pelabuhan, bandara, cold storage, warehouses), green energy & transformation (waste management, geothermal, energy transition, hingga green fund), digitalization, layanan kesehatan, properti dan pariwisata, layanan finansial, pertanian, pertambangan, konstruksi, hingga elektronik.

Kedua narasumber menunjukkan Indonesia saat ini telah menjadi kekuatan ekonomi di Kawasan, sekaligus sentra yang menguntungkan bagi investasi, dan kerja sama ekonomi dan bisnis masa depan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Ayu Almas

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: