Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sosok Ini Gagal Tahan Diri, Demokrat Sorot Cara Kepala BIN yang Ternyata Berbahaya, Duh!

Sosok Ini Gagal Tahan Diri, Demokrat Sorot Cara Kepala BIN yang Ternyata Berbahaya, Duh! Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani menyayangkan pernyataan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan yang menyebut sebagian aura Presiden Jokowi sudah pindah ke Ketua umum Gerindra Prabowo Subianto.

Apalagi pernyataan itu disampaikan di hadapan Jokowi dan Prabowo langsung, yang kemudian ditafsirkan sebagai bentuk dukungan pencapresan.

Baca Juga: Kepala BIN Keluarkan Pernyataan Politis Soal Prabowo-Jokowi, Demokrat Tegas: Kita Negara Demokrasi!

Menurut Kamhar pernyataan itu berbahaya disampaikan. Mengingat Budi merupakan pejabat negara. Adapun Kamhar menilai, Budi menyatakan hal demikiam tidak terlepas karena melihat dan meniru gaya Jokowi yang kerap melakukan endorse kepada kandidat capres maupun cawapres.

"Ini terjadi karena mencontoh Presiden Jokowi pada berbagai kesempatan sering meng-endorse para capres dan cawapres. Sangat berbahaya bagi pejabat tinggi negara yang memiliki kekuatan hegemoni," kata Kamhar kepada wartawan, Kamis (23/3/2023).

Gaya komunikasi Jokowi yang sering melakukam endorse itu kemudian diterjemahkan oleh pejabat lain dengan latah, salah satunya oleh Budi Gunawan. Padahal menurut Kamhar, sebagai kepala negara, Jokowi dapat menahan hasrat politiknya.

"Ikut ikutan pada politik praktis dukung mendukung seperti ini. Ini karena Pak Jokowi tak mampu menahan diri dan tak mampu memberi keteladanan," kata Kamhar.

Sementara Koordinator Juru Bicara DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, mengingatkan pada penguasa untuk tidak melakukan upaya cekal mencekal di Pilpres 2024. Apalagi hal itu dilakukan cuma karena pengusungan figur capres-cawapres yang tidak sesuai dengan keinginan.

"Janganlah ada upaya cekal-mencekal, apalagi berupaya merampas parpol yang memajukan capres atau cawapres yang tidak sesuai dengan keinginan pihak-pihak tertentu," ujar Herzaky kepada wartawan, Kamis (23/3/2023).

Herzaky menuturkan, semua pihak berhak maju sebagai calon presiden atau pun calon wakil presiden di Pilpres. Sehingga kata dia, hal itu tidak tergantung pada dukungan presiden yang sedang menjabat.

"Satu hal yang jelas bagi kami, siapapun putra-putri terbaik bangsa ini punya hak untuk maju sebagai capres-cawapres di Pemilu 2024. Mau didukung presiden ataupun tidak," kata Herzaky.

Hal itu disampaikan Herzaky sekaligus menanggapi soal Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan yang menyebut aura Presiden Jokowi sudah pindah ke Ketum Gerindra Prabowo Subianto.

Ia mengatakan yang berhak mengajukan capres dan cawapres adalah partai politik atau gabungan partai politik, bukan kemauan dari presiden sebelumnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: