Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Peretas Korea Utara Manfaatkan Kripto Curian untuk Tambang Lebih Banyak Kripto Lewat Layanan Cloud

Peretas Korea Utara Manfaatkan Kripto Curian untuk Tambang Lebih Banyak Kripto Lewat Layanan Cloud Logo bitcoin di depan sebuah komputer. | Kredit Foto: Unsplash/André François McKenzie
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebuah laporan dari anak perusahaan Google, Mandiant, menyebutkan bahwa operator kejahatan dunia maya Korea Utara APT43 telah melakukan pencucian mata uang kripto dengan menggunakan layanan cloud.

Dilansir dari Cointelegraph pada Rabu (29/3/2023), peneliti Mandiant menemukan bahwa grup peretas dari Korea Utara menggunakan kripto curian yang didapat untuk menambang lebih banyak kripto.

Telah memata-matai kelompok Advanced Persistent Threat (APT) Korea Utara sejak tahun 2018, Mandiant kini menyebut bahwa kelompok penjahat siber tersebut merupakan grup dengan identitas independen yang bekerja sama dengan kelompok lain.

Baca Juga: Survei IRCI: Wanita di Singapura Lebih Unggul dari Pria Dalam Perdagangan Kripto

Mandiant mengungkapkan bahwa APT43 kemungkinan besar terlibat dalam penggalangan dana untuk rezim Korea Utara dan mendanai dirinya sendiri dari hasil operasi terlarangnya.

Mandiant mengatakan, "APT43 mencuri dan mencuci mata uang kripto yang cukup untuk membeli infrastruktur operasional engan cara yang selaras dengan ideologi kemandirian negara berdikari Korea Utara sehingga mengurangi tekanan fiskal pada pemerintah pusat."

Peneliti Mandiant juga mendeteksi adanya kemungkinan penggunaan penyewaan hash dan layanan penambangan cloud oleh kelompok Korea Utara untuk mencuci mata uang uang kripto yang telah dicuri dan menjadikannya sebagai mata uang kripto yang bersih. Penyewaan hash dan penambangan cloud adalah praktik serupa yang melibatkan penyewaan kapasitas penambangan kripto.

Melalui praktik tersebut, APT43 dapat menambang kripto ke dompet yang dipilih pembeli tanpa asosiasi berbasis blockchain dengan pembayaran asli pembeli.

Adapun metode pembayaran yang digunakan oleh APT43 antara lain menggunakan metode pembelian, alias, dan alamat yang digunakan dalam bentuk akun PayPal, kartu American Express, dan Bitcoin.

Sejauh ini, APT43 juga telah terlibat dalam penggunaan malware Android untuk mencuri kredensial orang-orang di China yang mencari pinjaman cryptocurrency. Sementara Korea Utara sendiri telah terlibat dengan banyak kasus pencurian kripto, termasuk eksploitasi Euler yang terjadi baru-baru senilai lebih dari US$195 juta.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: