DPR Ramai Menginterupsi, Mahfud MD Emosi: Kita Setara, Tak Boleh Menuding Seperti Polisi Memeriksa Copet!
Ketua Komite Tindak Pidana Pencucian Uang, Mahfud MD balik memberikan kritik terhadap Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Dirinya keheranan dengan rapat terkait kejanggalan transaksi dalam Kementerian Keuangan berubah menjadi seperti situasi polisi memeriksa copet.
Baca Juga: Meluncur dengan Syarat, Menterinya Jokowi Akhirnya Mengizinkan Adanya Bukber Pejabat
Menurutnya, DPR harus ingat bahwa pemerintah dan mereka memiliki posisi yang sejajar, tak kurang dan tak lebih.
“Kedudukan DPR dan pemerintah ini sejajar. Oleh sebab itu kita harus bersama bersikap sejajar saling menerangkan, saling berargumen, tidak boleh yang satu menuding yang lain seperti polisi memeriksa copet,” kata Mahfud membuka penjelasan.
Dirinya hanya ingin menegaskan dua hal, yakni kedudukan hukum (legal standing) soal pencucian uang dan substansi dari transaksi mencurigakan.
Dalam kesempatan tersebut, dia mengingatkan pula bahwa pemerintah siap membuka data dan mempersilakan pula DPR membuka data. “Setara saja saling buka,” tuturnya.
Baca Juga: DPR Bilang Ucapan Makelar Kasus Bisa Diperkarakan, Mahfud MD Gak Takut Melawan: Tak Akan Saya Cabut!
Sebelum rapat dibuka, Komisi III memutar sedikitnya tiga video yang antara lain mencuplik penjelasan Mahfud terkait kasus transaksi mencurigakan.
Rapat yang dipimpin Ahmad Sahroni juga memutar penjelasan Sri Mulyani di Komisi XI DPR belum lama ini.
Baca Juga: Mahfud MD Sebut Anggota DPR Jadi Makelar Kasus, Elite PDIP Terpicu: Cabut atau Saya Perkarakan!
Eks Ketua MK mengatakan dirinya hanya mengungkap agregat perputaran uang. Bukan menyebut nama seseorang dan akun tertentu. Sri Mulyani yang menyebut inisial.
Baca Juga: Larangan Bukber Pejabat Tak Dipatuhi, PDIP Macam Sudah Tidak Peduli akan Kewenangan Jokowi
Dia menolak pula kalau ketika memberi penjelasan diinterupsi. Mahfud terlihat emosi ketika memberi penegasan ini. “Artinya kalau di sini ada yang berteriak saya keluar, saya keluar,” kata Mahfud yang merasa kerap dikeroyok oleh Komisi III DPR.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement