Bongkar Kejanggalan Berujung Dibentur-benturkan dengan Sri Mulyani, Mahfud MD: Saya Cuma Ingin Bantu

“Kan gampang mempertemukan dengan Sri Mulyani begitu, gampang banget. Enggak ada data yang berbeda kok. Menafsirkannya saja yang beda,” kata Mahfud sambil mengetuk-ngetuk telunjuknya ke meja.

Rapat antara Komisi III berlangsung dengan tensi tinggi dan dibagi dalam dua sesi. Sesi pertama mulai pukul 15.00 WIB dengan pemaparan Mahfud. Rapat diskors pada pukul 17.00 WIB lanjut sesi kedua pukul 19.00 WIB.

Baca Juga: PDIP Berulah Lagi, Kode-kodean Isu Bom dari Kadernya Disoroti: FIFA Jadinya Mencoret Indonesia!

Mahfud memastikan pencucian uang ini riil. Adanya perbedaan data bisa diselesaikan dengan mencocokan saja. Konstruksi hukumnya pun terlihat. Misalnya ada 491 orang yang terindikasi melakukan pencucian uang bisa dilacak. Begitu juga 15 entitas.

Dia menolak disebut membocorkan rahasia transaksi kepada publik. Alasannya yang disampaikan hanya agregat dari 2009-2023 dengan angka Rp349 triliun. Mahfud menolak juga disebut tak punya kapasitas menerima laporan PPATK.

Transaksi mencurigakan Rp349 triliun terbagi dalam tiga kelompok. Kelompok pertama yang melibatkan pegawai Kemenkeu Rp35 triliun. Kelompok kedua yang melibatkan pegawai Kemenkeu dengan pihak lain sebesar Rp53 triliun. Sedangkan kelompok ketiga yakni berkaitan dengan kewenangan Kemenkeu selaku penyidik pidana asal yang mencapai Rp260 triliun.

Sri Mulyani disebut beda menafsirkan data yang sama dari PPATK sehingga menyebut pegawai Kemenkeu terlibat pencucian uang sebesar Rp3,3 triliun. Sementara Mahfud menyebut Rp35 triliun.

Baca Juga: Tolak Israel dalam Diam, Blunder Ganjar Pranowo Dimanfaatkan Anies Baswedan: Sama Seperti Politik Identitas...

“Kenapa seperti seram sekali terjadi permusuhan. Enggak ada permusuhan antara Menko Polhukam dengan itu, enggak. Saya bantu Ibu Sri Mulyani. Saudara tinggal cari saja di data yang saya sampaikan itu,” tutur Mahfud.