Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Biodiesel Berbasis Sawit Mampu Kurangi Impor Solar Ratusan Triliun

Biodiesel Berbasis Sawit Mampu Kurangi Impor Solar Ratusan Triliun Kredit Foto: Antara/Akbar Tado
Warta Ekonomi, Jakarta -

Program mandatori biodiesel sawit yang mencapai bauran 35% (B35) telah mendorong konsumsi domestik minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO). Lantaran, serapan pasar domestik CPO diperkirakan akan terus bertambah, sejalan dengan konsumsi biodiesel nasional.

Campuran minyak sawit ke dalam solar sudah dilakukan sebagai biodiesel sejak tahun 2008 silam, yang awalnya dikenalkan sebagai campuran 2,5% atau B2,5. Kian bertumbuh, menjadi B7,5 pada 2010; B10 pada 2014; B15 pada tahun 2015; B20 pada 2020 hingga mencapai program B35 pada tahun 2023. Demikian pula dengan pasar domestik yang bertumbuh, semula bersumber dari Public Service Obligation (PSO), kini sudah merambah pasar komersil umum.

Baca Juga: Penggunaan Minyak Sawit untuk Biodiesel Terbentur Sejumlah Masalah

Menko Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto, mengatakan, keberadaan biodiesel berbahan baku minyak sawit ini merupakan program energi terbarukan pemerintah yang berasal dari minyak nabati dan konsisten terus dilakukan oleh Pemerintah Indonesia.

Keberadaan biodiesel juga dapat menjadi benchmark bagi negara-negara G20 terkait penggunaan BBM berbasis energi terbarukan. Lantaran, ketergantungan BBM berbasis petroleum masih sangat besar hingga dewasa ini.

"Dibandingkan negara lain di seluruh dunia, Indonesia sebagai negara yang paling konsisten melakukan program pencampuran energi terbarukan yang berasal dari minyak nabati," kata Airlangga, beberapa waktu lalu.

Kemandirian energi nasional berbasis energi terbarukan dan ramah lingkungan yang konsisten dilakukan pemerintah ini, secara langsung juga menghemat devisa negara, lantaran turunnya jumlah impor BBM.

Senada dengan hal tersebut, diungkapkan Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI), Paulus Tjakrawan, keberhasilan biodiesel mendorong kemandirian energi nasional dan juga penghematan devisa negara.

"Program biodiesel telah mencapai bauran 35% yang diharapkan akan terus meningkat di tahun-tahun mendatang. Lantas di tahun 2023, target penggunaan biodiesel akan mencapai 13,15 juta kL, yang mampu mengurangi impor minyak solar hingga mencapai Rp140 triliun," kata Paulus. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: