Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Siapa Tokoh Nahdliyin yang Cocok Temani Anies Baswedan Sebagai Cawapres? Simak Kata Pengamat!

Siapa Tokoh Nahdliyin yang Cocok Temani Anies Baswedan Sebagai Cawapres? Simak Kata Pengamat! Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bursa Cawapres untuk Anies Baswedan di 2024 terus jadi perhatian. Mengenai hal ini, Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic), Ahmad Khoirul Umam membedah calon wakil presiden berlatar belakang Nahdliyin yang cocok untuk Anies Baswedan. Ia menyebu sejumlah nama tokoh kultural Nahdliyin.

Tokoh yang dimaksud mulai dari Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Menkopolhukam Mahfud MD, hingga Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Khusus Muhaimin dan Mahfud, Umam menilai keduanya belum memiliki elektabilitas yang memadai. Terlebih Mahfud yang tidak memiliki kendaraan politik riil di parelmen, beda halnya dengan Muhaimin atau Cak Imin.

Baca Juga: Anies Baswedan Dibaptis dan Ganti Nama Jadi Yohanes? Anak Pendeta Beri Kesaksian Mengejutkan Sampai Singgung Ade Armando: Sebenarnya...

Sementara, untuk mendorong Khofifah menjadi cawapres Anies bukan perkara mudah. Ada sejumlah hal yang menjadi hambatan apabila Koalisi Perubahan nekat memasangkan Anies dengan Khofifah.

Selain karena tidak memiliki partai pengusung, Khofifah disebut-sebut memiliki kendala berupa isu hukum.

"Yang berpotensi menjegal dirinya jika memaksakan diri berlaga di kontestasi nasional," kata Umam dalam keterangannya, Jumat (31/3/2023).

Di sisi lain, predikat "sponsor utama" pencapresan Anies juga bisa menjadi batu sandungan bagi NasDem apabila mendorong Khofifah sebagai cawapres. Sebabnya, PKS dan Demokrat tidak berkesempatan ikut andil dalam menentukan pasangan capres-cawapres.

Jauh sebelum menyerahkan urusan cawapres ke Anies, baik PKS dan Demokrat kukuh mengusulkan nama kader terbaik mereka sebagai pendamping. Mulai dari Wakil Ketua Majelid Syura PKS Ahmad Heryawan atau Aher hingga Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Hal itu berpotensi melukai Demokrat dan PKS. Artinya tidak ada kesetaraan dalam koalisi karena seolah hak politik Demokrat dan PKS diambil alih dan dikendalikan penuh oleh NasDem," kata Umam.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Advertisement

Bagikan Artikel: