Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rusia: Kematian Blogger Militer Bukti Ketakutan Rezim Volodymyr Zelensky

Rusia: Kematian Blogger Militer Bukti Ketakutan Rezim Volodymyr Zelensky Kredit Foto: Reuters/Maxim Shemetov
Warta Ekonomi, Moskow -

Jurnalis Rusia menghadapi ancaman pembunuhan terus-menerus dari rezim Kiev dan kaki tangannya, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, melalui Telegram.

Zakharova mengatakan hal itu setelah kematian seorang blogger perang terkemuka Rusia, Vladlen Tatarsky. Pria itu tewas dalam sebuah ledakan bahan peledak pada hari Minggu (2/4/2023). 

Baca Juga: St. Petersburg Dibom, Blogger Militer Rusia Tewas di Sebuah Kafe

"Tatarsky adalah bahaya dan memicu kebencian terhadap rezim Kiev dengan aktivitas profesionalnya," kata Zakharova, dikutip RT.

Dia menyatakan belasungkawa kepada keluarga pria itu, yang, seperti banyak wartawan perang Rusia lainnya, terus bekerja dengan berani untuk memberi tahu dunia tentang apa yang sebenarnya terjadi di Ukraina.

"Wartawan Rusia dianiaya, secara harfiah dicap dengan label khusus pada platform digital yang dimiliki oleh monopoli internet Amerika dan menjadi sasaran perburuan penyihir di media Barat," kata Zakharova.

Dia menambahkan bahwa kelompok-kelompok hak asasi manusia internasional dan organisasi-organisasi yang relevan hanya secara diam-diam mengabaikan masalah ini.

Tak satu pun dari pembunuhan wartawan Rusia yang pernah memicu begitu banyak belas kasihan di Barat, sementara suara-suara di Kiev sering menggambarkannya sebagai sebuah "keberhasilan", kata juru bicara itu.

"Kurangnya reaksi di Gedung Putih, di Downing Street dan di Istana Elysee... berbicara dengan sendirinya," tambahnya.

Koresponden perang itu tewas dalam ledakan yang mengguncang sebuah kafe di Sankt Peterburg, tempat ia memberikan ceramah dan bertemu dengan para pengikutnya. Sedikitnya 32 orang lainnya terluka.

Pihak berwenang Rusia masih menyelidiki rincian insiden tersebut, dan belum berkomentar secara resmi mengenai siapa yang mungkin berada di balik ledakan tersebut.

Tatarsky, yang menjadi terkenal di Rusia sebagai blogger dan reporter perang, bergabung dengan milisi Donbass setelah kudeta Maidan pada 2014 dan bertugas bersama pasukan lokal hingga 2019. Kiev memasukkannya ke dalam daftar hitam pada Januari 2023.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: