Sebuah laporan yang dirilis oleh penyedia layanan antivirus dan aplikasi De.Fi mencatat bahwa kerugian bersih dari pencurian kripto pada kuartal pertama tahun 2023 (1Q23) mengalami penurunan tajam menjadi US$322 juta bersamaan dengan pemulihan dana dibandingkan dengan tahun 2022.
Dilansir dari Cointelegraph pada Senin (3/4/2023), peretas dan scammer kripto telah menghasilkan US$452 juta pada 1Q23. Ini merupakan kabar baik sekaligus kabar buruk karena kerugian menurun dari US$1,3 miliar pada 1Q22, namun di sisi lain tingkat pemulihan dana juga menurun.
Berdasarkan rincian laporan, sebanyak US$215 juta dari kerugian yang terjadi pada 1Q23 terjadi dalam tiga minggu pertama bulan Maret. Eksploitasi terbesar terjadi pada eksploitas Euler Finance dan Bonq DAO yang masing-masing mengalami kerugian sebesar US$196 juta dan US$120 juta. Karena eksploitas ini, blockchain Ethereum menderita kerugian tertinggi dalam dolar.
Baca Juga: 3.627 ATM Kripto Offline pada Maret, Jadi Rekor Tertinggi
Eksploitasi terbesar berikutnya ditempati oleh skema CoinDeal dengan US$45 juta dana dieksploitasi dan diikuti oleh penipu pishing Monket Drainer dengan kerugian US$16,5 juta.
Dari 49 kasus yang diperiksa, enam serangan flash loan juga menyumbang kerugian paling signifikan dengan total lebih dari US$200 juta. Adapun keuangan terdesentralisasi (DeFi) yang menyumbang lima insiden menderita kerugian sebesar US$336 juta.
Pada 1Q23, sebanyak US$130 juta dana berhasil dipulihkan dari eksploitasi. Dana tersebut dipulihkan pada bulan Maret dengan US$129 juta dikembalikan oleh peretas Euler Finance.
Sementara pada 1Q22, sebanyak US$520 juta dari US$1,3 miliar telah dikembalikan dari dana yang hilang. Jika dibandingkan, pengembalian dana pada 1Q23 hanya 28,7% dibandingkan pada 1Q22 yang mencapai 40%.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait:
Advertisement