Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Negara G7 Borong Minyak Rusia di Atas Harga Barat, Ternyata Amerika Berikan...

Negara G7 Borong Minyak Rusia di Atas Harga Barat, Ternyata Amerika Berikan... Kredit Foto: Reuters/David W Cerny
Warta Ekonomi, Washington -

Salah satu negara dari Kelompok Tujuh (G7), Jepang, telah mulai membeli minyak mentah Rusia di atas batas harga yang disepakati yaitu $60 per barel setelah mendapatkan pengecualian dari Amerika Serikat (AS), lapor Wall Street Journal, Minggu.

Menurut WSJ, Tokyo, yang sangat bergantung pada impor energi, dilaporkan mendapatkan konsesi dari Washington, dengan mengatakan bahwa mereka membutuhkannya untuk memastikan akses ke bahan bakar Rusia.

Baca Juga: Ekspor Minyak Rusia ke China Meroket, Sebegini Jumlahnya

Statistik resmi menunjukkan bahwa, dalam dua bulan pertama tahun ini, Jepang membeli sekitar 748.000 barel minyak Rusia dengan harga sekitar 70 dollar AS per barel.

Tokyo bergabung dengan pembatasan harga pada impor minyak Rusia akhir tahun lalu, sebagai bagian dari upaya terkoordinasi untuk menurunkan pendapatan minyak Moskow yang diprakarsai oleh sekutu lama Jepang, Amerika Serikat, dan didukung oleh G7, Uni Eropa, dan Australia.

Namun, Tokyo mengecualikan impor minyak dari proyek Sakhalin-2 dari batasan tersebut, dengan menyatakan bahwa langkah seperti itu akan membahayakan keamanan energi negara.

Seorang pejabat di Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang mengatakan kepada Journal bahwa Tokyo ingin memastikan akses ke produk utama Sakhalin-2, gas alam, yang dicairkan dan dikirim ke Jepang.

"Kami telah melakukan hal ini dengan tujuan untuk mendapatkan pasokan energi yang stabil untuk Jepang," kata pejabat tersebut.

Ia menjelaskan bahwa sejumlah kecil minyak mentah diekstraksi bersama dengan gas alam di Sakhalin-2 dan perlu dijual untuk memastikan produksi gas alam cair (LNG) terus berlanjut.

"Harganya ditentukan oleh negosiasi antara kedua belah pihak," kata pejabat yang tidak disebutkan namanya itu kepada WSJ.

Laporan tersebut menunjukkan bahwa Rusia menyumbang hampir 10% dari impor gas alam Jepang, sebagian besar dari Sakhalin-2, dengan volume pembelian oleh Jepang meningkat 4,6% tahun lalu dibandingkan dengan tahun 2021.

WSJ juga mengutip pejabat Jepang yang mengatakan bahwa akan merugikan diri sendiri jika Jepang melepaskan akses ke LNG Rusia karena Moskow dapat menjualnya ke China.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengumumkan akhir bulan lalu bahwa perusahaan-perusahaan Jepang akan terus berpartisipasi dalam proyek-proyek energi Rusia di Pulau Sakhalin karena pentingnya proyek-proyek tersebut bagi keamanan energi Tokyo.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: