Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Enggak Perlu Takut Belanja Online, Ini Tips Bertransaksi Digital Secara Aman

Enggak Perlu Takut Belanja Online, Ini Tips Bertransaksi Digital Secara Aman Kredit Foto: Unsplash/Mimi Thian
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dalam rangka kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan webinar Literasi Digital #MakinCakapDigital 2023 untuk segmen komunitas di wilayah Kalimantan dengan tema "Main Aman Saat Bertransaksi Online" pada Senin (3/4/2023).

Kali ini hadir pembicara-pembicara program kegiatan Literasi Digital #MakinCakapDigital di tahun 2023 yang ahli dibidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Wakil Ketua III/Dosen STMIK Primakara, I Gede Putu Krisna Juliharta; Dosen UIN Alauddin Makassar, Andi Fauziah Astrid; serta Ketua Umum APIK PTMA & Dosen Universitas Muhammadiyah Malang, Himawan Sutanto.

Baca Juga: Lakukan Diskusi Rencana Tindak Lanjut, Ary Ginanjar Puji Kominfo Responsif pada Hasil Survei BerAKHLAK

Teknologi informasi semakin berkembang secara masif, hal itu juga ditandai dengan jumlah pengguna internet yang kini mencapai 212,9 juta menurut laporan We Are Social dan HootSuite di awal 2023. Kini masyarakat makin nyaman dan percaya untuk bertransaksi online, termasuk keuangan digital yang dianggap berisiko tinggi. 

"Diperlukan pemahaman masyarakat terkait keamanan digital, yaitu sebuah proses untuk memastikan penggunaan layanan digital baik daring maupun luring bisa dilakukan secara aman," ungkap Dosen STMIK Primakara, I Gede Putu Krisna Juliharta narasumber kegiatan literasi digital #makincakapdigital 2023 untuk segmen komunitas di Kalimantan, Senin (3/4/2023).

Apalagi Indonesia menduduki posisi pertama negara dengan transaksi e-commerce terbesar dunia bahkan mengalahkan Inggris sebagai negara maju dengan nilai 88,1 persen. Meskipun belakangan banyak pemberitaaan tentang gerai di mall tutup, padahal pemiliknya sedang sibuk memindahkan kegiatannya dari offline ke online. 

Akan tetapi transaksi online tentu memiliki risiko, seperti kiriman salah alamat, kualitas barang yang tidak sesuai, barang rusak saat pengiriman, data konsumen disalahgunakan, barang dikirim terlalu lama, adanya permainan harga, dan tingginya penipuan. Di sisi penjual juga terdapat risiko sehingga perlu juga mengetahui agar transaksinya bisa aman, seperti menggunakan e-commerce terpercaya agar bisa melapor ke bagian customer care jika mengalami masalah. 

Menurut Krisna, penjual juga perlu memperbanyak metode pembayaran agar semakin kecil ditipu oleh pembeli fiktif. Sebagai pebisnis, penjual juga harus mau repot mencatat semua transaksi agar terlihat bagaimana untung rugi dan cashflow untuk memastikan bisnis berjalan baik. 

Baca Juga: Begini Skenario Moeldoko untuk Mendepak Anies sebagai Capres

Dalam mengantisipasi akun online shop bodong, pembeli harus melihat apakah akun media sosial dinonaktifkan komentarnya. Pengikutnya di media sosial juga biasanya fiktif, pembeli juga mengajak komunikasi melalui pesan direct message (DM) jika transaksi dilakukan melalui media sosial. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: