Soal Israel, Kenapa Jokowi Lebih Dengarkan Bisikan Yahya Cholil Staquf Ketimbang Bu Mega?
Penasihat Institute for Democracy Education (IDe) Smith Alhadar memberikan analisis hubungan antara Jokowi dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Menurutnya, saat ini Megawati merasa dikhianati oleh Jokowi karena tidak segaris dengan PDIP terkait penolakan Israel hadir di Indonesia dalam ajang Piala Dunia U-20.
"Ia tak menyangka Jokowi punya orientasi politik yang berbeda. Juga ideologinya. Sejak jauh hari Mega telah meminta Jokowi mempertimbangkan kembali posisi Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Pasalnya, timnas Israel akan berpartisipasi.
"Dengan begitu, bendera Israel akan dikibarkan dan lagu nasionalnya akan dinyanyikan di negeri ini,"
Mega, kata Smith, merasa akan mengkhianati legacy politik ayahnya, Bung Karno, yang dua kali menolak Israel dalam event olahraga,"
"BIN juga telah memperingatkan akan ada demo besar bila timnas Israel ikut serta. Dus, Mega menawarkan beberapa opsi ke Jokowi. Di antaranya, bendera Israel tak dikibarkan, lagu nasionalnya tak dinyanyikan, dan tak ada liputan serta penonton tiap kali timnas Israel bertanding," jelasnya.
Akan tetapi tawaran dari Mega itu Jokowi tolak, lanjut Smith, mungkin karen Jokowi merasa telah mendapat jaminan dukungan dari Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf yang memang dikenal dekat dengan Israel.
"Jokowi secara keliru hendak menaikkan pamornya di pentas nasional maupun internasional bila ajang ini berhasil dilaksanakan tanpa diskriminasi terhadap Israel sebagaimana keinginan FIFA," jelasnya.
Karena perintah Mega tak digubris Jokowi, Mega akhirnya memerintahkan Gubernur Bali I Wayan Koster dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo untuk menolak pagelaran itu.
"Harapannya, PDI-P juga akan meraih simpati kaum Muslim yang berguna dalam Pemilu mendatang," jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement