Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gertak Mahfud MD, Arteria Dahlan Dinilai Cari Popularitas

Gertak Mahfud MD, Arteria Dahlan Dinilai Cari Popularitas Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Asosiasi Ahli Pidana Indonesia (AAPI), Muhammad Taufiq, menilai sikap anggota Komisi III DPR RI Arteria Dahlan yang menggertak Menteri Koorditator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD merupakan tindakan untuk cari popularitas. 

“Apa yang terjadi polemik antara Pak Mahfud MD dengan Komisi III Arteria Dahlan ada satu pernyataan saya apakah itu konflik Komisi III atau interest pribadi dari Arteria Dahlan yang ingin populer,” ujar Taufiq dikutip dari akun YouTube Refly Harun, Senin (10/4/2023). 

Tindakan Arteria sendiri dilakukan kala rapat Komisi III DPR RI bersama dengan Mahfud MD untuk membahas soal temuan transaksi mencurigakan Rp346 triliun di Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Baca Juga: Debat Panas hingga Ancam Mahfud MD, Arteria Dahlan Tak Sadar Diri Jadi Bagian Rezim Jokowi: Bicara Seolah-Olah...

Taufiq mengatakan, kontroversi terkait transaksi janggal Rp349 triliun sudah lama dimunculkan oleh Arteria Dahlan yang diduga bermain sendirian.

“Sebenarnya kontroversi dari awal itu sudah lama dimunculkan oleh anggota PDIP yang sepertinya bermain sendirian,” ujarnya. 

Lanjutnya, tindakan Arteria tersebut menunjukan bahwa dirinya merupakan bagian dari rezim Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan apa yang diucapkan hanya ramai sesaat saja.

“Arteria Dahlan itu sepertinya dia tidak sadar kalau dia ini bagian dari rezim Jokowi sebenarnya dan juga rezim PDIP. Jadi, dia seolah-olah berbicara itu seperti layaknya artis. Ramai saja begitu,” ucapnya. 

Taufiq mengatakan bahwa Arteria tidak bisa dikatakan bersih lantara dia sendiri memiliki lima mobil dengan pelat nomor yang sama.

“Karena Arteria Dahlan ini tidak berada pada posisi on the track untuk menyatakan dirinya bersih. Kenapa? Dia punya lima mobil dengan pelat nomor yang sama,” ujarnya.

Oleh karena itu, sekalipun Arteria memperjuangkan tindakan pidana korupsi, tidak bisa dinilai lantaran Arteria sendiri tidak bersih.

“Sekarang bagaimana kita nilai perjuangan seseorang di dalam pemberantasan korupsi kalau dirinya sendiri juga tidak bersih,” ungkapnya. 

Selain itu, ia juga melihat sejumlah kasus yang pernah mendera Arteria dan berujung permintaan maaf, salah satunya adalah perseteruan dengan keluarga petinggi tentara hingga menyinggung kesukuan ketika pencalonan Gubernur Jawa Barat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: