Ramai di Media Sosial, Masyarakat Resah Air Galon Akan Langka Saat Momen Lebaran
"Dulu, dengan berhenti berapa hari saja sudah kerasa banget itu efek jumlah galon air bakal langka banget. Jadi ingat dulu saat air galon ini juga pernah langka pada saat lebaran 2016, saya nyari sampai harus ke kelurahan-kecamatan sebelah baru dapat. Itu juga harganya selangit," cuitnya.
Masyarakat dengan akun @RaniKancana menyampaikan bahwa larangan truk tiga sumbu untuk beroperasi ini bukan solusi yang tepat. "Selain menyebabkan kelangkaan air galon di masyarakat, pelarangan truk sumbu tiga ini juga ternyata akan membuat para sopir truknya menganggur alias tidak berpenghasilan," tukasnya.
Baca Juga: Jadi Trend, Penjualan Galon 'BPA Free' terus Bertumbuh
Bahkan, warganet dengan akun @PestaPor4 menyebutkan pelarangan truk sumbu tiga untuk transportasi air galon ini pastinya juga akan memberikan ruang bagi para penimbun barang sehingga bisa terjadi permainan kelangkaan barang. "Masak iya ga ada yang mikir ke situ sih?" cuitnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua BPKN, Muhammad Mufti Mubarok, menyatakan tidak setuju adanya wacana kebijakan pelarangan angkutan logistik pada saat momen lebaran hanya karena alasan kemacetan. Dia beralasan justru dengan adanya pelarangan tersebut, masyarakat akan dibuat menderita karena terjadi kelangkaan barang yang dibutuhkan saat momen lebaran tersebut, terutama air minum yang sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat.
"Nggak usah dilarang-larang seperti itulah menurut saya. Ini kan tradisi mudik yang sudah turun-temurun. Seharusnya tradisi keagamaan ini kan harus di-support bukan dihalang-halangi. Malah pemerintah seharusnya bukan melarang tapi memikirkan bagaimana mekanisme pengamanan terkait angkutan logistik dan kendaraan mudik itu, semuanya bisa aman dan safety," ujarnya.
Karena, menurut Mufti, jika angkutan logistik itu dilarang menjelang Idulfitri, masyarakat justru akan menjadi kesulitan untuk membeli air minum untuk persiapan lebaran saat berada di kampung halamannya.
"Jadi, pemerintah tidak boleh melarangnya pada momen lebaran nanti. Kan dari pengalaman lebaran tahun-tahun sebelumnya, pemerintah juga tidak melarang beroperasinya angkutan logistik ini namun kondisi kemacetan di jalan masih bisa dikendalikan," katanya.
Menurutnya, pemerintah jangan hanya membuat peraturan yang gampang-gampang saja tanpa mengkaji dampaknya di masyarakat.
"Dalam membuat aturan pelarangan terhadap angkutan logistik itu pemerintah harus membuat definisi baru mengenai kebutuhan primer itu. Karena, air minum misalnya sekarang ini sudah jadi kebutuhan vital di masyarakat," tukasnya.
Dia mengatakan dengan adanya perbaikan infrastruktur jalan yang sudah lebih baik saat ini termasuk adanya pelebaran-pelebaran jalan, seharusnya untuk momen lebaran tahun ini tidak ada lagi permasalahan terkait kemacetan jalan.
Baca Juga: Pasar Pilih Kemasan Sehat, Market Share AMDK Galon Bening Melonjak
"Jadi, menurut kami tidak terlalu ada hambatan lah meskipun angkutan logistik itu beroperasi. Tapi, kalau pemerintah memaksa ingin regulasi itu tetap dijalankan, saya kira itu sebuah kekonyolan," ucapnya.
Kepala Bidang Pengaduan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Sularsi, juga menginginkan agar tidak terjadi kelangkaan pasokan barang-barang yang dibutuhkan masyarakat pada saat momen lebaran nanti.
"Industri-industri terkait kebutuhan masyarakat saat momen lebaran harus bisa menyediakan stok yang banyak agar tidak terjadi kelangkaan barang-barang tersebut di masyarakat," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas
Advertisement