Klaim Inflasi Akan Turun Secara Drastis, Miliarder Real Estat Ini Tetap Waspada: Kita Akan Mengalami Resesi yang Serius
CEO Starwood Capital Barry Sternlicht berujar bahwa inflasi akan turun secara drastis. Dalam sebuah wawancara dengan Squawk Box CNBC, miliarder berharta USD4,6 miliar (Rp68,5 triliun) ini ditanya apa yang akan dia katakan sebagai tanggapan atas surat tahunan CEO JPMorgan Chase Jamie Dimon kepada pemegang saham.
Dalam surat tersebut, Dimon menulis bahwa kondisi ekonomi saat ini menciptakan lebih banyak risiko dan potensi inflasi yang lebih tinggi dengan tingkat yang lebih tinggi lagi. Namun, Sternlicht mengklarifikasi bahwa ia tidak menyetujui semuanya.
Pengusaha yang menjalankan perusahaan ekuitas swasta dengan miliaran kepemilikan real estat ini mengatakan kepada CNBC bahwa menurutnya inflasi akan turun drastis.
Baca Juga: Miliarder Mark Cuban Punya Kabar Baik untuk Penderita Diabetes!
Melansir Fortune di Jakarta, Selasa (11/4/23) Sternlicht menunjuk pada jatuhnya harga sewa yang mengacu pada penurunan pertumbuhan sewa dari tahun ke tahun, dengan dua metrik yaitu satu menunjukkan sewa aktual dan yang lainnya per indeks harga konsumen.
Konsumen dapat melihat sewa aktual atau daftar harga sewa bergeser ke bawah, sementara yang lain yang diukur dengan CPI terlihat cenderung naik.
“Ada kelambatan dalam cara pemerintah melaporkan data persewaan,” kata Sternlicht, "tetapi jika Anda memperbaikinya, ini akan muncul nanti."
Dan ini bukan pertama kalinya dia berbicara banyak tentang inflasi atau data lama.
Menjelang akhir tahun lalu, Sternlicht mengatakan perekonomian melambat dengan sendirinya, setelah menyebut kenaikan suku bunga Federal Reserve sebagai "bunuh diri."
Bahkan sebelum itu, dia telah menjadi pengkritik The Fed yang vokal dengan mengatakan kepada Fortune bahwa Ketua Fed Jerome Powell bersama “gerombolan orang gila” menghancurkan kepercayaan pada kapitalisme dan pada akhirnya akan memicu kerusuhan sosial.
Dia juga mengecam penggunaan data lama institusi yang berada di balik kenaikan suku bunga yang agresif.
Setelah memuncak pada bulan Juni sebesar 9,1%, inflasi AS yang diukur dengan indeks harga konsumen telah melambat menjadi 6% pada bulan Februari. Indeks tempat tinggal di AS yang mengukur perubahan biaya tempat tinggal adalah kontributor terbesar untuk peningkatan semua item bulanan, terhitung lebih dari 70% kenaikan.
Namun, pertumbuhan sewa terus melambat di bulan Februari, menandai bulan keenam berturut-turut dari kenaikan satu digit di tingkat nasional, menurut Rent.com. Sewa bulanan di AS rata-rata naik 1,7% dari bulan ke bulan tetapi turun 0,25% dari tahun ke tahun, menurut laporan situs tersebut. Di tingkat negara bagian, sewa rata-rata turun di 60% pasar yang termasuk dalam studi bulan ke bulan dan sedikit di atas 16% pasar dari tahun ke tahun.
Sternlicht menyebutkan bahwa data sewanya berasal dari database sewa nasional, sebelum menambahkan bahwa perusahaannya memiliki 125.000 apartemen dan mereka dapat membuat modelnya, tetapi tidak seragam di seluruh negeri.
Meskipun Sternlicht berpendapat bahwa inflasi sedang turun, dia berpikir bahwa kita akan mengalami resesi yang serius.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait:
Advertisement