Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Alamak! Kata-kata Ini Sampai Terlontar dari Presiden Taiwan Tahu Manuver Militer China

Alamak! Kata-kata Ini Sampai Terlontar dari Presiden Taiwan Tahu Manuver Militer China Kredit Foto: Reuters/Annabelle Chih
Warta Ekonomi, Taipei -

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengutuk latihan militer China di Selat Taiwan. Tsai pada Selasa (11/4/2023) mengatakan, China tidak menunjukkan perilaku bertanggung jawab dari negara besar Asia.

China menggelar latihan militer skala besar selama tiga hari yang berakhir pada Senin (10/4/2023). Latihan ini merupakan tindakan balasan atas pertemuan Tsai dengan Ketua House of Representatives Amerika Serikat Kevin McCarthy di Kalifornia pekan lalu.

Baca Juga: Tak Terduga dan Tiba-Tiba, Warren Buffett Jual Cepat Saham Perusahaan Taiwan Ini, Ternyata Ada Alasan di Baliknya!

“Sebagai presiden, saya mewakili negara kita di dunia, apakah itu kunjungan ke negara-negara sekutu atau singgah di AS dan berinteraksi dengan teman-teman internasional kita, dan ini tidak hanya berlangsung selama bertahun-tahun, ini juga merupakan harapan bersama rakyat Taiwan," kata Tsai.

“Tapi China menggunakan ini sebagai dalih untuk memulai latihan militer, menciptakan ketidakstabilan di Selat dan wilayah Taiwan. Ini bukan sikap negara besar yang bertanggung jawab di wilayah ini," lanjut Tsai.

China menilai pertemuan Tsai dengan McCarthy mendorong kemerdekaan formal untuk pulau itu. China mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya. China dan Taiwan berpisah pada 1949 setelah perang saudara. Pemerintah China mengatakan, Taiwan wajib bergabung kembali dengan wilayah daratan, kendati harus ditempuh dengan jalan paksa.  

China tidak mengakui lembaga pemerintah Taiwan, dan telah memutus hampir semua komunikasi dengan pemerintah Tsai sejak pemilihan pertamanya pada 2016. China telah memblokir partisipasi Taiwan di sebagian besar organisasi internasional, dimulai dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Survei menunjukkan mayoritas kuat warga Taiwan mendukung keadaan kemerdekaan de facto saat ini. Sementara pemerintahan Tsai menyatakan, deklarasi kemerdekaan formal tidak diperlukan karena Taiwan sudah menikmati status negara berdaulat, kendati China berupaya mengisolasinya secara diplomatis.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: